BERPEGANG TEGUH
DENGAN KITABULLAH DAN SUNNAH RASULNYA
Tugas ini diajukan untuk memenuhi Matakuliah “ Tafsir Tarbawi” yang
diampu oleh Bpk. Abdullah Maksum, Alh., S. Pd. I.
Oleh
:
Siti
Rodiyah
2015010212
PAI
4 C
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS
SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA
TENGAH DI WONOSOBO
2017
PEMBAHASAN
Kajian
Surah Ali ‘Imraan : 101
Tenntang Berpegang Teguh Dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulnya
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ
آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيم
Bagaimanakah
kamu (sampai)menjadi kafir,padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepadamu, dan
rasulnya pun ditengah-tengah kamu? Barang siapa yang berpegang teguh kepada
(agama) Allah, maka sesungguhnya ia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus. [QS.
Ali ‘Imraan : 101]
Berpegang teguh
memiliki makna bahwa adanya keyakinan dan menjadiakan tiang dalam melangkah. Al-Qur’an
yang merupakan pedoman bagi seluruh umat di jagat raya ini, akan selamat bagi
dia yang bepegang teguh kepada kitab Allah ini. Sesuai dalam firman-Nya :
وَهَذَا
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan Al-Qur’an
ini adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan
bertaqwalah agar kamu diberi rahmat. [QS. Al-An'aam : 155]
Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 155 yang merupaka surah Makiyyah
yang terdiri dari 155 ayat, telah diturunkan kepada Nabi yang mulia penuh
berkah bagi yang membaca, menghafal, memahami, mengamalkan dan mengikutinya.
Menjunjung semua nasihat yang terkandung didalamnya, kebahagiaan didunia dan
keselamatan diakhirat tergantung oleh kualitas kita mengikuti Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ
وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي
شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Hai
orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil
amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya. [QS. An-Nisaa' : 59]
Al-Qur’an Surah An-Nisa’ : 59 yang merupakan surah
yang tergolong surah Madaniyyah terdiri dari 176 ayat, Maksud dari ayat
diatas sudah sangat jelas, maka langkah tersebut sangat baik digunakan jika
terdapat masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh akal manusia
sehingga nantinya tidak ada pertikaian dan kesesatan karena masalah yang
terjadi.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَ
Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari qiyamat dan dia
banyak menyebut Allah. [QS. Al-Ahzaab : 21]
Al-Qur’an Surah
Al-Ahzab ayat 21 yang tergolong surah Madaniyyah terdiri dari 73 ayat. Ayat
ini merupakan kecaman kepada orang-orang munafik yang mengaku memeluk islmam
tetapi tudak mencerminkan ajaran islam. Kecaman itu dikesankan oleh kata “لَقَدْ” , seakan-akan ayat tersebut menyatakan ; kamu telah melakukan
aneka kedurhakaan, padahal sesungguhnya ditengah-tengah kamu semua ada Nabi
Muhammad SAW yang mestinya kamu teladani. Kalimat “لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ” , berfungsi menjelaskan sifat orang-orang
yang mestinya meneladani rasulullah yang mengharap ramat Allah. Kata “أُسْوَةٌ”, yang artinya teladan. Pribadi beliau secara totalitas adalah
teladan maka dijadikan pedoman dan pegangan bagi orang-orang yang berharap
rahmat Allah SWT. Kata “فِي رَسُولِ اللَّهِ”,
mengangkat dari diri Nabi SAW yang d angkat menjadi rasulallah yang harus
diteladani.
Adapun
hadits-hadits yang menerangkan tentang pentingnnya berpegang teguh dengan kitab
Allah dan sunnah rasulnya diantaranya
اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: تَرَكْتُ فِيْكُمْ
اَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا مَسَكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ
نَبِيّهِ. مالك، فى الموطأ
Sesungguhnya
Rasulullah SAW pernah bersabda, “Aku telah meninggalkan pada kamu sekalian dua
perkara yang kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh kepada keduaya,
yaitu : Kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya“. [HR. Malik dalam
Al-Muwaththa’ juz 2, hal. 899]
Hadits tersebut menjelaskan bahwa Nabi SAW mewasiatkan
kepada umatnya kitab Allah Dan Sunnahnya untuk berpegang teguh menjalankan
apa-apa yang terkandung didalamnya agar tidak tersesat.
عَنْ اَبِى
هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: دَعُوْنِى مَا تَرَكْتُكُمْ، اِنَّمَا هَلَكَ
مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِسُؤَالِهِمْ وَ اخْتِلاَفِهِمْ عَلَى اَنْبِيَائِهِمْ.
فَاِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَ اِذَا اَمَرْتُكُمْ
بِاَمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُ . البخاري
Dari Abu
Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda : “Biarkanlah saya memberikan
apa-apa yang kutinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya telah binasa orang-orang
sebelum kalian disebabkan tuntutan mereka dan penentangannya kepada Nabi-nabi
mereka. Karena itu apabila aku melarang kalian dari sesuatu, maka jauhilah dia,
dan apabila aku memerintahkan sesuatu perkara kepada kalian, maka laksanakanlah
perintah itu dengan semaksimalmu. [HR. Bukhari juz 8, hal. 142]
Hadits tersebut menjelaskan bahwa akan binasa orang
yang tidak berpegang teguh kepada kitab Allah dan Sunnah Rasulnya seperti yang
terjadi pada umat-umat terdahulu yang seharusnya dapat kita ambil pelajarannya.
عَنْ
زَيْدِ بْنِ أَرْقَمْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. م : ( إِنِّيْ تَارِكٌ فِيْكُمْ مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا
بَعْدِيْ أَحَدَهُمَا أَعْظَمُ مِنَ اْلآخَرِ كِتَابَ اللهِ حَبْلٌمَمْدُوْدٌ مِنَ
السَّمَاءِ إِلَى اْلاَرْضِوَعِتْرَتِيْ أَهْلُ بَيْتِيْ وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى
يَرُدّاَ عَلَيَّ اْلحَوْضَ فَانْظُرُوْا كَيْفَ تَخْلُفُوْنِيْ فِيْهِمَا).
Dari Zaid bin Arqam r. A bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“sesungguhnya aku meninggalkan ditengah-tengah kalian sesuatu hal yang apabila
kalian berpegang teguh dengannnya, niscaya kalian tidak akan sekali-kali
tersesat sepeninggalanku. Satu dari keduanya lebih agung dari pada yang lain,
yaitu Kitabullah sebagai tali memanjang dari langit dan bumi dan keturunanku,
keluargaku; dan keduanya tidak akan sekali-kali terpisah sebelum keduanya
mendatangkan kepadaku telaga. Maka perhatikanlah bagaimana kalian menyalahiku
dalam kedua hal tersebut.” (Sahih: riwayat Imam Tirmidzi. Lihat Sahihul jami’
no: 2457).
عَنْ اَبِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ
النَّبِيَّ ص قَالَ: كُلُّ اُمـَّتِى يَدْخُلُـوْنَ اْلجَـنَّةَ اِلاَّ مَنْ
اَبـَى. قَالُـوْا يـَا رَسُوْلَ اللهِ وَ مَنْ يَـأْبـَى؟ قَالَ: مَنْ اَطَاعَنِى
دَخَلَ اْلجَـنَّةَ وَ مَنْ عَصَانِى فَـقَدْ اَبـَى. البخارى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda
: “Semua ummatku kelak akan masuk surga, kecuali orang yang tidak mau”. Para
shahabat bertanya : “Ya Rasulullah siapa orang yang tidak mau (masuk surga) itu
?”. Beliau SAW bersabda : “Barangsiapa yang tha’at kepadaku, niscaya ia masuk
surga dan barangsiapa yang bermakshiyat kepadaku, sungguh ia telah menolak
untuk masuk surga”. [HR. Bukhari]
عَنْ
جُبَـيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَبـْشِرُوْا فَاِنَّ
هذَا اْلقُرْآنَ طَرَفُهُ بِيَدِ اللهِ وَ طَرَفُهُ بِـاَيـْدِيْكُمْ.
فَـتَـمَسَّكُـوْا بِهِ، فَاِنَّـكُمْ لَنْ تَـهْـلَـكُـوْا وَ لَنْ تَضِلُّـوْا
بَـعْدَهُ اَبـَدًا. البزار و الطبرانى
Dari
Jubair bin Muth’im RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : “Hendaklah
kamu sekalian bergembira, karena sesungguhnya Al-Qur’an ini ujungnya berada
ditangan Allah sedang ujungnya yang lain ditangan kamu sekalian. Oleh sebab itu
hendaklah kalian berpegang teguh kepadanya, maka sungguh kamu sekalian
tidak akan binasa dan tidak pula akan sesat sesudah itu selama-lamanya”. [HR.
Al-Bazzar dan Ath-Thabarani]
Hadits-hadits
diatas sama saja menjelaskan tentang pentingnya kita untuk berpegang teguh dengan
kitab Allah da Sunnahnya agar kelak kita dapat menjadi kelurga Allah SWT dan
Menjadi Umat yang dapat Berkumpul dengan Baginda Rasul SAW.
KESIMPULAN
Al-Qur’an adalah wahyu
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, untuk
disampaikan kepada umat Islam, dan al-Qur’an adalah sebagai pedoman aturan
kehidupan bagi umat Islam yang bersifat historis dan normatif. Sedangkan As-Sunnah
adalah segala sesuatu yang telah tsabit datangnya dari Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam baik berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuan.
Al Qur’an dan Sunnah adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya
berjalan beriringan. Seorang muslim diwajibkan berhujjah dengan keduanya dan
juga diwajibkan untuk mengamalkan apa yang ada pada keduanya.
Sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali
“imraan ayat 101 :
“Barangsiapa
yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi
petunjuk kepada jalan yang lurus”
Berpegang teguh
memiliki makna bahwa adanya keyakinan dan menjadiakan tiang dalam melangkah.
Al-Qur’an yang merupakan pedoman bagi seluruh umat di jagat raya ini, akan
selamat bagi dia yang bepegang teguh kepada kitab Allah ini. Sesuai dalam
firman-Nya:
Di dalam Al-Qur’an surah Al-An’am ayat 155
yang merupaka surah Makiyyah yang terdiri dari 155 ayat, telah
diturunkan kepada Nabi yang mulia penuh berkah bagi yang membaca, menghafal,
memahami, mengamalkan dan mengikutinya. Menjunjung semua nasihat yang
terkandung didalamnya, kebahagiaan didunia dan keselamatan diakhirat tergantung
oleh kualitas kita mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Pada Al-Qur’an Surah An-Nisa’ : 59yang
merupakan surah yang tergolong surah Madaniyyah terdiri dari 176 ayat,
Maksud dari ayat tersebut sudah sangat jelas, maka langkah jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), sangat baik digunakan jika terdapat
masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh akal manusia sehingga
nantinya tidak ada pertikaian dan kesesatan karena masalah yang terjadi.
Sedanngkan
dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 21 yang tergolong surah Madaniyyah terdiri dari 73 ayat, yang menjelaskan bahwa
Rasulullah adalah suri tauladan yang baik, yang tentunya jika kita menjadikan
Nabi SAW menjadi Uswah dalam hidup kita Insya Allah kita dapat selamat didunia
da Akhirat.
Didalam Al-Qur’an ada
ayat yang dapat langsung diterima oleh akal
manusia dan ada juga yang yang tidak dapat langsung diterima oleh akal
manusia. Untuk Al-Hadits (As-Sunnah) sangat dibutuhkan sebagai pelengkap
Al-Qur’an.
Pada
pembahasan tentang berpegang teguh dengan kitab Allah dan Sunnah rasulnya ada
beberapa hadits yang diriwayatkkan oleh Al-Bazzar dan Ath-Thabarani,Sahih: riwayat
Imam Tirmidzi, seperti yang tertera diatas memiliki kesimpulan yang sama
bahwa tentang pentingnya kita untuk berpegang teguh dengan kitab Allah da
Sunnahnya agar kelak kita dapat menjadi kelurga Allah SWT dan Menjadi Umat yang
dapat Berkumpul dengan Baginda Rasul SAW.
Jika ada yang mengatakan “kami tidak akan mengamalkan sesuatu
kecuali yang ada pada al Qur’an.”Maka kita jawab : Al Qur’an telah
mewajibkan mengikuti Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam (sebagaimana
ayat-ayat diatas) sehingga andaikata perkataan anda benar maka Anda harus
menerima apa yang ada pada as Sunnah. Selain itu, kebanyakan ayat al Qur’an
datang dalam bentuk mujmal, belum menjadi jelas kecuali dengan sunnah. Misalnya
tentang tata cara shalat,haji dan lainnya. Bagaimana kita memahaminya kalau
kita tidak memakai sunnah?? Tentu ini pemikiran yang sangat berbahaya.
Pengaruh yang Baik dengan Berpegang Teguh pada Sunnah
1. Ittiba’ pada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam
dan terlepas dari taqlid pada seseorang. Dengan berpegang teguh dengan sunnah
berarti kita menjadikan Rasulullah imam dan teladan kita dalam semua hal
sehingga kita terhindar dari taqlid pada seseorang, kelompok atau golongan
tertentu.
2. Meneladani akhlak Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam
dalam setiap hal. Seseorang yang berpegang teguh dengan sunnah akhlaknya akan
semakin dekat dengan akhlaknya nabi, sehingga akhlaknya menjadi baik dan
mendekatkan pada keridhoan Allah. Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam
bersabda, “Orang mukmin yg paling sempurna imannya adl yg paling baik
akhlaknya.”
3. Bersikap pertengahan antara ghuluw dalam beragama dan
menyepelekan. Agama islam adalah agama pertengahan, tidak dibenarkan didalamnya
berlebihan (ghuluw) dan menyepelekan (tafriith). Menyikapi segala
sesuatu sesuai dengan cara yang sesuai. Sebagai contoh dalam menyikapi orang
yang jahil tentu berbeda dengan menyikapi orang yang berilmu. Lihat perbedaan
bagaimana rasulullah menyikapi arab badui yang kencing di masjid.Dan seorang sahabat
yang memakai cicin emas. Rasulullah bersikap lembut dan mudah kepada arab badui
(karena ia jahil) sedang kepada sahabatnya tadi Rasulullah bersikap tegas dan
keras.
4.Bersikap sayang pada manusia, lembut dan tawadhu’. Bahkan pada anak-anak
kecil pun Rasulullah bersikap sayang dan perhatian dengan mereka. Sebagaimana
kisah Abu Umair dan burungnya nughair. Lihat juga kisah saat beliau sedang sujud
dalam shalat lalu Hasan bin Ali radiyallahu ‘anhuma naik ke pundak
beliau. Begitulah sikap Rasulullah, beliau sangat penyayang. Namun disayangkan
banyak orang mengaku berpengang teguh dengan sunnah tetapi akhlaknya demikian
keras.
KRITIK DAN SARAN
Tak ada sesuatu
yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah, begitulah yang ada pada makalah
ini. Saya sangat berharap bagi para pembaca untuk dapat memberikan kritik dan
saran yang dapat membangun saya agar lebih giat belajar kembali sehingga dapat
memperbaikinya sehingga dapat bermanfaat untuk saya khususnya dan umumnya untuk
para pembaca.
Terimakasih dan
Saya ucapkan terimakasih.