STUDI TAFSIR TARBAWI
AMANAH
Makalah ini disusun guna
menyelesaikan tugas individu mata kuliah Studi Tafsir Tarbawi.
Dosen
Pengampu : Bapak Abdullah Maksum,Alh., S.Pd.I
Disusun Oleh :
YULY MAULIDIYATI
(2015010185)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN 2017
PEMBAHASAN
A. AYAT TENTANG AMANAH
1. Q.S. AN NISA AYAT 58
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا
وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ
نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”
Penjelasan dari lafadh الامنة
Yang dimaksud amanah disini adalah semua
perintah dan larangan baik yang berhubungan masalah dunia maupun agama yang
ditugaskan kepada manusia untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, semua
ajaran-ajaran syari’at Islam adalah amanah.
B. AYAT YANG MUNASABAH
1. Q.S AL BAQARAH AYAT 283
وَإِنْ
كُنْتُمْ عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ ۖ فَإِنْ
أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ
اللَّهَ رَبَّهُ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ
آثِمٌ قَلْبُهُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
Artinya:
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah
tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka
hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan
persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah
orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
2. Q.S. AL ANFAL AYAT 27
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ
وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
3. Q.S AL AHZAB AYAT 72
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ
فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ
إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu
dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.”
C. HADITS YANG MUNASABAH
1. Hadis Riwayat Tirmidzi
أَنَّ الْأَمَانَةُ نَزَلَتْ فِي
جَذْرِقُلُوْبِ الرِّجَالِ ثُمَّ نَزَلَ الْقُرْآنُ فَعَلِمُوْامِنَ الْقُرْآنِ
وَعَلِمُوْا مِنَ السُّنَّةِ
Artinya:
“sesungguhnya amanah itu turun di hati manusia.
Kemudian Al Qur’an turun dan mereka pun mendapat pengetahuan dari Al Qur’an dan
Sunnah.”
2. Hadis Riwayat Ahmad
أَدِّالْأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْـتَمَنَكَ ,
وَلَاتَخُنْ مَنْ خَانَكَ
Artinya:
“Tunaikanlah amanah kepada orang yang engkau dipercaya
(untuk menunaikan amanah kepadanya), dan jangan khianati orang yang telah
mengkhianatimu.”
Penjelasan:
Ini mencakup seluruh jenis amanah yang wajib
ditunaikan oleh seseorang yang dibebani dengannya. Baik (amanah itu) brupa
hak-hak Allah atas hambanya, seperti (menunaikan) shalat,zakat, kaffarat,
nadzar, puasa, dan lain-lainnya yang ia terbebani dengannuya dengan tidak
terlihat oleh hamba-hamba Allah lainnya. Ataupun brupa hak-hak sesame manusia,
seperti barang-barang titipan, dan yang semisalnya, yang mereka saling
memepercayai satu orang dengan yang lainnya tanpa ada bukti atasnya.
3. Hadis Riwayat Muslim
وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمَ
فَـتَقُوْمَانِ جَنْبَيِ الصِّرَاطِ يَمِيْنَاوَشَمَالًا
Artinya:
“Dan kirimkanlah amanah dan silaturrahim, maka keduanya berdiri di kedua
sisi titian, sebelah kanan dan kiri.”
Penjelasan:
Bagi orang yang melaksanakan amanah dengan sebenarnya,maka ia berlari di
atas titian (pada hari kiamat) tanpa rasa takut dan khawatir, tanpa rasa rugi
dan penyesalan. Dimana tidak berguna lagi rasa rugi dan penyesalan atas
orang-orang yang meremehkan lalu berkhianat, dan terjatuh lalu menipu, karena
nafsu syahwat atau rasa dendam yang buta.
4. Hadis Riwayat Ahmad
مَا خَطَبَنَا نَبِيُّ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ, إِلَّاقَالَ : لَاإِيْمَانَ. لِمَنْ لَاأَمَانَةُلَهُ, وَلَادِيْنَ
لِمَنْ لَاعَهْدَلَهُ
Artinya:
Tidaklah Nabiyullah Shallallahu ‘alaihinwasallam berkhutbah kepada kami,
melainkan beliau bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki
(sifat) amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya.”
5. Hadis Riwayat Bukhari
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم , قَالَ:
آيَةَ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ, إِذَاحَدَثَ كَذَبَ؛وَإِذَاوَعَدَأَخْلَفَ؛
وَإِذَااؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya:
“Dari Nabi Shallallahu ‘alaiihi wasallam, beliau bersabda, “Tanda orang
munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia
mengingkari janjinya, dan apabila diberi amanah (kepercayaan) ia berkhianat.”
KESIMPULAN
Arti
khusus dari al-amaanah adalah sikap tanggung jawab orang yang dititipi barang
atau harta lainnya dengan mengembalikannya kepada orang yang mempunyai barang
atau harta itu. Dia menyadari bahwa dirinya hanya bertugas menjaga barang atau
harta tersebut jangan sampai rusak atau hilang, dia sama sekali tidak mempunyai
hak untuk menggunakannya. Jika orang yang mempunyai harta tersebut itu meminta
kembali, dia dengan serta merta akan mengembalikan harta atau barang tersebut.
Adapun arti
al amaanah secara umum, sangat luas sekali. Sehingga, menyimpan rahasia, tulus
dalam memberikan masukan kepada orang yang meminta pendapat dan menyampaikan
pesan kepada pihak yang benar (sesuai dengan permintaan orang berpesan) juga
termasuk amanah. Orang yang menceritakan rahasianya kepadamu berarti dia
percaya kepadamu bahwa kamu bisa menyimpan rahasia itu.
Orang yang
meminta pendapatmu, tentunya mengawali pembicaraannya dengan mengungkapkan
problem-problem yang dihadapinya dan berharap kamu mau memberikan saran atau
pendapat meskipun tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Bila kamu
maumengungkapka pendapatmu, maka kamu termasukorang yang dipercaya.
Begitu juga
jika ada orang yang yang meminta kamu menyampaikan kabar kepada orang lain. Dia
telah memilihmu dan mempercayaimu. Bila kamu menyampaikan pesannya dengan benar
maka kamu termasuk orang yang dapat dipercaya.
Amanah
adalah perintah Allah SWT. Dan Rasul-Nya, dan kita tahu bahwa amanah adalah
khianat, pada ayat diatas Allah melarang kiat untuk mengkhianati-Nya, itu
artinya bahwa Allah memerintahkan kita untuk amanah yaitu menjalankan
perintah-Nya, itu artinya bahwa Allah memerintahkan kita untuk amanah yaitu
menjalankan perintah-perintah-Nya dan melarang kita untuk khianat yang artinya
kita mengabaikan perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya, karena
perintah Allah merupakan amanat di pundak kita, begitu pula Allah melarang kita
untuk mengkhianati Rasulullah, apa yang dimaksud dengan berkhianat kepada
Rasulullah? Yaitu, apabila kita megetahui sunnah Rasulullah kemudian kita
meninggalkannya dan tidak mau menyebarkan.
Amanah
merupakan sifat yang sangat terpuji. Jika dia terdapat pada diri sendiri
seseorang maka hal itu menandakan kebahagiaan akan menaungi kehidupannya
selamanya. Orang itu akan cintai oleh Allah SWT, Rasulullah SAW dan dicintai
seluruh manusia. Begitu juga Rasulullah SAW dikenal dikalangan anggota jauh
sebelum predikat kenabian disematkan Allah di dada beliau.
Amanah
adalah salah satu satu karakter Rasulullah. Amanah merupakan salah satu yang
harus dikembangkan ketika kita ingin menyucikan jiwa dan mengenal Allah, karena
ia seakar dengan keimanan. Artinya, sifat amanah itu lahir dari kekuatan iman
seseorang. Semakin tipis imannya maka semakin pudar amanah pada dirinya.
Amanah
merupakan akhlak yang mendasar yang menjadi karakter Nabi Muhammad SAW sejak
beliau masih kecil hingga menjadi seorang nabi. Sampai-sampai orang musyrikin
sendiri yang menyebut beliau dengan as-shadiq al-amin (orang yang selalu jujur
dan terpercaya).
Beberapa
amanah yang lekat dengan lekat dengan kehidupan sehari-hari kita yang tentu
harus dijaga dan dipelihara, yaitu:
1. Amanah dalam memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula.
Apabila kita dititipi oleh orang lain, maka wajib bagi bagi kita untuk
memeliharanya dan mengembalikan kepada yang punya dalam keadaan utuh seperti
semula.
2. Amanah dalam menjaga rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga
rahasia, baik pribadi, keluarga, perusahaan, atau organisasi, maka kita wajib
menjaganya agar tidak bocor kepada orang lain yang berhak mengetahui.
3. Amanah dalam menggunakan jabatan. Jabatan adalah amanah yang harus
dijaga. Segala bentuk penyalahkan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga
ataupun kelompoknya seperti menerima hadiah, komisi, atau uang terimakasih yang
tidak halal, maka itu termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah.
Bentuk penyalahgunaan jabatan adalah
mengangkat orang-orang yang tidak mampu untuk menduduki jabatan tertentu hanya
karena dia sanak saudara atau kenalannya, padahal ada orang lain yang lebih
mampu dan pantas menduduki jabatan tersebut.
4. Menunaikan kewajiban dengan baik. Allah telah memikulkan kepundak
manusia tugas-tugas yang wajib dilaksanakn, baik dalam hubugannya dengan Allah
SAW maupun dengan sesama manusia dan makhluk lainnya. Semua tugas yang dipikul
tersebut kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT betapapun
kecilnya, tetap akan dihisab oleh Allah SWT.
5. Memelihara semua nikmat yang Allah berikan kepada kita. Semua nikmat
yang diberikan Allah seperti umur, kesehatan, harta benda, ilmu, anak-istri
wajib dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Harta benda misalnya harus digunakan
untuk mencari keridhaan Allah, baik untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri,
kepentingan umat, ataupun lainnya. Semua harus dimanfaatkan secara halal dan
baik, karena semua bentuk penyalahkan dan penyia-nyiaan benda adalah
pengkhianatan amanah yang dipikulnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar