Senin, 12 Juni 2017

Yuly Maulidiyati (AMANAH)



STUDI TAFSIR TARBAWI
AMANAH
Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas individu mata kuliah Studi Tafsir Tarbawi.
Dosen Pengampu : Bapak Abdullah Maksum,Alh., S.Pd.I
  

  


Disusun Oleh :
YULY MAULIDIYATI
(2015010185)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS  SAINS AL QUR’AN
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN 2017



PEMBAHASAN
A.    AYAT TENTANG AMANAH
1.      Q.S. AN NISA AYAT 58
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا    
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”
Penjelasan dari lafadh الامنة  
Yang dimaksud amanah disini adalah semua perintah dan larangan baik yang berhubungan masalah dunia maupun agama yang ditugaskan kepada manusia untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, semua ajaran-ajaran syari’at Islam adalah amanah.

B.     AYAT YANG MUNASABAH
1.      Q.S AL BAQARAH AYAT 283
 وَإِنْ كُنْتُمْ عَلَىٰ سَفَرٍ وَلَمْ تَجِدُوا كَاتِبًا فَرِهَانٌ مَقْبُوضَةٌ ۖ فَإِنْ أَمِنَ بَعْضُكُمْ بَعْضًا فَلْيُؤَدِّ الَّذِي اؤْتُمِنَ أَمَانَتَهُ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ ۗ وَلَا تَكْتُمُوا الشَّهَادَةَ ۚ وَمَنْ يَكْتُمْهَا فَإِنَّهُ آثِمٌ قَلْبُهُ ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Artinya:
“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

2.      Q.S. AL ANFAL AYAT 27
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”

3.      Q.S AL AHZAB AYAT 72
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh.”

C.    HADITS YANG MUNASABAH
1.      Hadis Riwayat Tirmidzi

أَنَّ الْأَمَانَةُ نَزَلَتْ فِي جَذْرِقُلُوْبِ الرِّجَالِ ثُمَّ نَزَلَ الْقُرْآنُ فَعَلِمُوْامِنَ الْقُرْآنِ وَعَلِمُوْا مِنَ السُّنَّةِ
Artinya:
“sesungguhnya amanah itu turun di hati manusia. Kemudian Al Qur’an turun dan mereka pun mendapat pengetahuan dari Al Qur’an dan Sunnah.”

2.      Hadis Riwayat Ahmad
أَدِّالْأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْـتَمَنَكَ , وَلَاتَخُنْ مَنْ خَانَكَ
Artinya:
“Tunaikanlah amanah kepada orang yang engkau dipercaya (untuk menunaikan amanah kepadanya), dan jangan khianati orang yang telah mengkhianatimu.”
Penjelasan:
Ini mencakup seluruh jenis amanah yang wajib ditunaikan oleh seseorang yang dibebani dengannya. Baik (amanah itu) brupa hak-hak Allah atas hambanya, seperti (menunaikan) shalat,zakat, kaffarat, nadzar, puasa, dan lain-lainnya yang ia terbebani dengannuya dengan tidak terlihat oleh hamba-hamba Allah lainnya. Ataupun brupa hak-hak sesame manusia, seperti barang-barang titipan, dan yang semisalnya, yang mereka saling memepercayai satu orang dengan yang lainnya tanpa ada bukti atasnya.

3.      Hadis Riwayat Muslim

وَتُرْسَلُ الْأَمَانَةُ وَالرَّحِمَ فَـتَقُوْمَانِ جَنْبَيِ الصِّرَاطِ يَمِيْنَاوَشَمَالًا
Artinya:
“Dan kirimkanlah amanah dan silaturrahim, maka keduanya berdiri di kedua sisi titian, sebelah kanan dan kiri.”

Penjelasan:
Bagi orang yang melaksanakan amanah dengan sebenarnya,maka ia berlari di atas titian (pada hari kiamat) tanpa rasa takut dan khawatir, tanpa rasa rugi dan penyesalan. Dimana tidak berguna lagi rasa rugi dan penyesalan atas orang-orang yang meremehkan lalu berkhianat, dan terjatuh lalu menipu, karena nafsu syahwat atau rasa dendam yang buta.

4.      Hadis Riwayat Ahmad

مَا خَطَبَنَا نَبِيُّ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, إِلَّاقَالَ : لَاإِيْمَانَ. لِمَنْ لَاأَمَانَةُلَهُ, وَلَادِيْنَ
لِمَنْ لَاعَهْدَلَهُ

Artinya:
Tidaklah Nabiyullah Shallallahu ‘alaihinwasallam berkhutbah kepada kami, melainkan beliau bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki (sifat) amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janjinya.”

5.      Hadis Riwayat Bukhari
عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم , قَالَ: آيَةَ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ, إِذَاحَدَثَ كَذَبَ؛وَإِذَاوَعَدَأَخْلَفَ؛ وَإِذَااؤْتُمِنَ خَانَ
Artinya:
“Dari Nabi Shallallahu ‘alaiihi wasallam, beliau bersabda, “Tanda orang munafik ada tiga: apabila berbicara ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari janjinya, dan apabila diberi amanah (kepercayaan) ia berkhianat.”















KESIMPULAN

      Arti khusus dari al-amaanah adalah sikap tanggung jawab orang yang dititipi barang atau harta lainnya dengan mengembalikannya kepada orang yang mempunyai barang atau harta itu. Dia menyadari bahwa dirinya hanya bertugas menjaga barang atau harta tersebut jangan sampai rusak atau hilang, dia sama sekali tidak mempunyai hak untuk menggunakannya. Jika orang yang mempunyai harta tersebut itu meminta kembali, dia dengan serta merta akan mengembalikan harta atau barang tersebut.
Adapun arti al amaanah secara umum, sangat luas sekali. Sehingga, menyimpan rahasia, tulus dalam memberikan masukan kepada orang yang meminta pendapat dan menyampaikan pesan kepada pihak yang benar (sesuai dengan permintaan orang berpesan) juga termasuk amanah. Orang yang menceritakan rahasianya kepadamu berarti dia percaya kepadamu bahwa kamu bisa menyimpan rahasia itu.
Orang yang meminta pendapatmu, tentunya mengawali pembicaraannya dengan mengungkapkan problem-problem yang dihadapinya dan berharap kamu mau memberikan saran atau pendapat meskipun tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Bila kamu maumengungkapka pendapatmu, maka kamu termasukorang yang dipercaya.
Begitu juga jika ada orang yang yang meminta kamu menyampaikan kabar kepada orang lain. Dia telah memilihmu dan mempercayaimu. Bila kamu menyampaikan pesannya dengan benar maka kamu termasuk orang yang dapat dipercaya.
Amanah adalah perintah Allah SWT. Dan Rasul-Nya, dan kita tahu bahwa amanah adalah khianat, pada ayat diatas Allah melarang kiat untuk mengkhianati-Nya, itu artinya bahwa Allah memerintahkan kita untuk amanah yaitu menjalankan perintah-Nya, itu artinya bahwa Allah memerintahkan kita untuk amanah yaitu menjalankan perintah-perintah-Nya dan melarang kita untuk khianat yang artinya kita mengabaikan perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-Nya, karena perintah Allah merupakan amanat di pundak kita, begitu pula Allah melarang kita untuk mengkhianati Rasulullah, apa yang dimaksud dengan berkhianat kepada Rasulullah? Yaitu, apabila kita megetahui sunnah Rasulullah kemudian kita meninggalkannya dan tidak mau menyebarkan.
Amanah merupakan sifat yang sangat terpuji. Jika dia terdapat pada diri sendiri seseorang maka hal itu menandakan kebahagiaan akan menaungi kehidupannya selamanya. Orang itu akan cintai oleh Allah SWT, Rasulullah SAW dan dicintai seluruh manusia. Begitu juga Rasulullah SAW dikenal dikalangan anggota jauh sebelum predikat kenabian disematkan Allah di dada beliau.
Amanah adalah salah satu satu karakter Rasulullah. Amanah merupakan salah satu yang harus dikembangkan ketika kita ingin menyucikan jiwa dan mengenal Allah, karena ia seakar dengan keimanan. Artinya, sifat amanah itu lahir dari kekuatan iman seseorang. Semakin tipis imannya maka semakin pudar amanah pada dirinya.
Amanah merupakan akhlak yang mendasar yang menjadi karakter Nabi Muhammad SAW sejak beliau masih kecil hingga menjadi seorang nabi. Sampai-sampai orang musyrikin sendiri yang menyebut beliau dengan as-shadiq al-amin (orang yang selalu jujur dan terpercaya).
Beberapa amanah yang lekat dengan lekat dengan kehidupan sehari-hari kita yang tentu harus dijaga dan dipelihara, yaitu:
1.      Amanah dalam memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula. Apabila kita dititipi oleh orang lain, maka wajib bagi bagi kita untuk memeliharanya dan mengembalikan kepada yang punya dalam keadaan utuh seperti semula.
2.      Amanah dalam menjaga rahasia. Apabila kita dipercaya untuk menjaga rahasia, baik pribadi, keluarga, perusahaan, atau organisasi, maka kita wajib menjaganya agar tidak bocor kepada orang lain yang berhak mengetahui.
3.      Amanah dalam menggunakan jabatan. Jabatan adalah amanah yang harus dijaga. Segala bentuk penyalahkan jabatan untuk kepentingan pribadi, keluarga ataupun kelompoknya seperti menerima hadiah, komisi, atau uang terimakasih yang tidak halal, maka itu termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah.
Bentuk penyalahgunaan jabatan adalah mengangkat orang-orang yang tidak mampu untuk menduduki jabatan tertentu hanya karena dia sanak saudara atau kenalannya, padahal ada orang lain yang lebih mampu dan pantas menduduki jabatan tersebut.
4.      Menunaikan kewajiban dengan baik. Allah telah memikulkan kepundak manusia tugas-tugas yang wajib dilaksanakn, baik dalam hubugannya dengan Allah SAW maupun dengan sesama manusia dan makhluk lainnya. Semua tugas yang dipikul tersebut kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT betapapun kecilnya, tetap akan dihisab oleh Allah SWT.
5.      Memelihara semua nikmat yang Allah berikan kepada kita. Semua nikmat yang diberikan Allah seperti umur, kesehatan, harta benda, ilmu, anak-istri wajib dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. Harta benda misalnya harus digunakan untuk mencari keridhaan Allah, baik untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, kepentingan umat, ataupun lainnya. Semua harus dimanfaatkan secara halal dan baik, karena semua bentuk penyalahkan dan penyia-nyiaan benda adalah pengkhianatan amanah yang dipikulnya.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar