Senin, 12 Juni 2017

Malu by Salisatun Warohmah



TAFSIR TARBAWI (MALU KEPADA ALLAH)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen pengampu: Bapak Abdullah Maksum, Alh.,S.Pdi



Disusun oleh:

SALISATUN WAROHMAH
PAI 4C
2015010183

FAKULTAS ILMU TARBIYAH  DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN(UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2017





A.    KAJIAN AYAT TENTANG MALU KEPADA ALLAH

1.      QS.AL Baqarah : 265

وَمَثَلُ اٌلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَلَهُمُ اٌبْتِغَاآءَمَرْضَاتِ اللّهِ وَتَثْبِيْتًامِّنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍبِرَبْوَةٍأَصَابَهَاوَابِلٌ فَأَتَتْأُكُلَهَاضِعْفَيْنِ فإِن لَّمْ يُصِبْهَاوَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللّهُ بِمَاتَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
265.  Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya Karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat.( QS.Al-Baqarah : 265)
            Malulah kepada Allah dalam keramaian dan sepi,malulah kepadaNya saat engkau diawasi orVang lain maupun dalam keadaan tersembunyi.
Rasa malu dari Allah Ta’ala itu adalah akhlak yang mulia yang bisa diperoleh dengan tiga cara:
Pertama,melihat betapa banyak nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada kita.
Kedua,melihat betapa kurangnya kita memenuhi hal-hal yang diwajibkan-Nya kepada kita,baik melaksanakan perintah-Nya atau menjauhi larangan-Nya.
Ketiga,kita mengetahui dan berusaha memunculkan kesadaran bahwa Allah melihat setiap keadaan dan gerak-gerik kita di setiap saat dan dimanapun kita berada.Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.
Apabila perasaan ini telah terkumpul dalam hati sanubari seorang hamba,ia akan merasakan rasa malu yang begitu kuat kepada Allah SWT,kemudian dari sifat malu inilah muncul kebaikan-kebaikan lainnya.
Sebagaimana sabda Nabi SAW,
اَلحَيَاءُلاَيَاتِي إِلاَّبِخَيرٍ
Rasa malu itu hanya akan mendatangkan kebaikan”.
Apabila didalam hati terdapat rasa malu karena Allah Jalla wa ‘Ala,terjagalah diri kita dari akhlak yang rendah,muamalah yang jelek,dan perbuatan yang haram.Jiwa kita hanya akan terdorong melakukan kewajiban,memperhatikan akhlak yang mulia,dan adab yang indah.
2.      QS.Al-Isra : 19
وَمَنْ أَرَادالأَخِرَةَوَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَمُؤْمِنٌ فَأُوْلآءِكَ كَانَ سَعْيَهُمْ مَّشْكُوْرًا
19.  Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”(QS.Al-Isra:19)
YaAllah,sesungguhnya kami memohon melalui perantara nama-nama-Mu Yang Maha baik dan sifat-sifat-Mu Yang Maha Tinggi dan Engkaulah satu-satunya sesembahan yang haq,wahai yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu,jadikanlah kami orang-orang yang mewujudkan rasa malu kepada-Mu dengan sebenar-benarnya.
Sungguh memilukan tatanan kehidupan jika tanpa rasa malu hadir di dalamnya.
Kemaksiatan dan kebejatan moral dianggap absah dan lumrah belaka.Masyarakat manusia tetapi tidak ubahnya kumpulan binatang.Manusia yang seharusya berkualitas ‘ahsana taqwim’ malah terjun bebas ke tingkat ‘asfala safilin.Inilah yang sudah disinyalir Allah dalam Alqur’an

3.      QS.At-Tin : 4-5
لَقَدْخَلَقْنَاالإِنْسَنَفِىأحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
ثُمَّ رَدَدْنَهُ أَسْفَلَ سَفِلِيْنَ

4.  Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5.  Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
            Manusia turun derajat menjadi binatang,bahkan lebih rendah.KATA Allah,”Mereka mempunyai hati tetapi tidak digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah,mempunyai mata tetapi tidak digunakan dalam kebaikan.Malu untuk berucap dan berbuat sesuatu yang melanggar ‘khittah Allah,karena selalu merasa ada CCTV yang memantaunya.Itulah para malaikat yang memang khusus dikirim Allah untuk mengamati dan mencatat setiap ucapan dan perbuatan manusia.

4.      QS.Ar-Ra’du : 11

لَهُ،مُعَقِّبَتٌ مِّنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْخَلْفِهِۧ يَحْفَضُوْنَهُ‘مِنْ أَمْرِاللهؕ إ ِنَّاللهَ لاَيُغَيِّرُمَابِقَوْمٍحَتَّى يُغَيِّرُوْاْمَابِأَنْفُسِهِمْ ؕو َإِذَاأَرَادَاللهُ بِقَوْمٍسُوٓءًافَلامَرَدَّلَهُ,ۚوَمَالَهُم مِّن دُوْنِه ٖمِنوَّالٍ

11.  Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

[767]  bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768]  Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
            Ibaratnya,setiap fasilitas sebuah jabatan,pasti akan diaudit.Dan hasil audit KPK kerap mampu mengungkap beragam penyelewengan yang dilakukan koruptor negri ini.Bagaimana dengan audit malaikat?
Pantaslah malu,karena malaikat tidak bisa ditipu,apalagi disuap.Pelaporan dan pengawasan mereka atas setiap ucapan dan perbuatan kita sangat ketat.

5.      QS.Al-Qamar : 52
وَكُلُّ شَىْءٍفَعَلُوْهُفِى الزُّبُرِ

52.  Dan segala sesuatu yang Telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan[1440]

[1440]  maksudnya buku-buku catatan yang terdapat di tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
            Tidak ada kebusukan kita yang luput dari perhitungan Allah.Fasilitas begitu lengkap yang sudah disediakan untuk kita didunia,sepantasnya kita pergunakan sesuai “selera” Allah.Malu rasanya menggunakan fasilitas-fasilitas kehidupan ini justru untuk berbuat makar kepada Allah.

                Kesimpulan:
Sifat malu itu terpuji dan merupakan bagian dari iman.Seorang muslim hendaknya memiliki sifat ini,sehingga ia terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela dan dosa.namun jangan sampai sifat malu menghalangi seseorang untuk menuntut ilmu,melakukan yang haq serta menjauhi kesalahan dan dosa.
B.     KAJIAN HADIST TENTANG MALU KEPADA ALLAH

1.      HR.Muslim
 اَلْحَيَاءُلاَيأْتِيْ إِلاَّبِخَيْرٍ
Oleh Imran bin Husain r.a berkata bahwa Rasul bersabda: “Rasa malu itu dapat mendatangkan kebaikan.” (HR.Muslim)
“Rasa malu terhadap Allah merupakan dasar dan landasan utama bagi setiap rasa malu.”
2.      HR.Muttafaq ‘alaih
اَلْحَيَاءُمِنَ الإِيْمَانِ     
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda :”Dan rasa malu adalah sebagian dari Iman.”(HR.Muttafaq ‘alaih)
3.      HR.Al-Bukhari
عَنْ أَبِيْ مَسْعُوْدٍعُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍوالأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إِنَّ مِمَّاأَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِالأُوْلَى,إِذَالَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَاشئْتَ
Dari Abu Mas’ud Al-Badri r.a berkata bahwa Rasul bersabda: “Sesungguhnya diantara kata-kata kenabian terdahulu yang masih teringat oleh masyarakat adalah: Jika kamu sudah tidak memiliki rasa malu maka kamu akan berbuat semaumu.”(HR.Al-Bukhari)
4.      HR.Tirmidzi
لَيْسَ ذَاكَ وَلَكِنَّ الاِسْتِحْفَظَ الرَّأْسَ ومَاوَعَى وَالْبَطْنَ وَمَاحَوَى ولْتَذْكُرْالْمَوْتَ وَالْبِلَى وَمَنْ أَرَادَالْآخِرَةَتَرَكَ زِبِنَةَالدُّنْيَافَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْاسْتَحْيَامِنْ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ
“Bukan demikian namun yang dimaksud malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya adalah menjaga kepala dan anggota badan yang terletak dikepala,menjaga perut dan anggota badan yang berhubungan dengan perut,mengingat kematian dan saat badan hancur dalam kubur.Siapa yang melakukan hal-hal tersebut maka dia telah merasa malu dengan Allah dengan sebenar-benarnya.”(HR.Tirmidzi)

Kesimpulan:
Dari berbagai hadist tersebut dapat di simpulkan bahwa rasa malu penting dimiliki untuk beberapa hal terutama dalam beribadah kepada Allah.Saat seseorang tidak mempunyai rasa malu terhadap Allah maka ia akan melakukan berbagai hal tanpa mempedulikan syariat Islam,begitupun jika tidak memiliki rasa malu terhadap manusia maka ia dapat melakukan segala hal sesukanya tanpa mempedulikan manusia di sekitarnya
Rasa malu itu perlu diterapkan pada diri sendiri  dan juga malu terhadap Allah dan Rasul-Nya,Malaikat serta malu terhadap makhluk ciptaan Allah lainnya.Seperti halnya syetan dan jin yang dengan bebasnya ia dapat melihat manusia,sementara manusia tidak demikian.Kitapun dianjurkan untuk memiliki rasa malu terhadap malaikat sebagaimana dalam HR.Muslim bahwa kita harus memiliki rasa malu terhadap malaikat qariin dan para malaikat penjaga serta pengawas dan juga pencatat alam manusia.Jika kita memiliki rasa malu maka kita tidak akan beranjak pada hal tercela lainnya,karena rasa malu ini bisa menjaga seseorang dari perbuatan tercela lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar