TAFSIR TARBAWI (MALU KEPADA ALLAH)
Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen pengampu: Bapak Abdullah
Maksum, Alh.,S.Pdi
Disusun oleh:
SALISATUN WAROHMAH
PAI 4C
2015010183
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS
SAINS AL-QUR’AN(UNSIQ)
JAWA
TENGAH DI WONOSOBO
2017
A.
KAJIAN AYAT TENTANG MALU KEPADA ALLAH
1.
QS.AL Baqarah : 265
وَمَثَلُ اٌلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَلَهُمُ
اٌبْتِغَاآءَمَرْضَاتِ اللّهِ وَتَثْبِيْتًامِّنْ أَنْفُسِهِمْ كَمَثَلِ جَنَّةٍبِرَبْوَةٍأَصَابَهَاوَابِلٌ
فَأَتَتْأُكُلَهَاضِعْفَيْنِ فإِن لَّمْ يُصِبْهَاوَابِلٌ فَطَلٌّ وَاللّهُ
بِمَاتَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
265. Dan perumpamaan orang-orang yang
membelanjakan hartanya Karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh
hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan
lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha
melihat apa yang kamu perbuat.( QS.Al-Baqarah : 265)
Malulah kepada Allah dalam keramaian
dan sepi,malulah kepadaNya saat engkau diawasi orVang lain maupun dalam keadaan
tersembunyi.
Rasa
malu dari Allah Ta’ala itu adalah akhlak yang mulia yang bisa diperoleh dengan
tiga cara:
Pertama,melihat
betapa banyak nikmat dan karunia Allah yang diberikan kepada kita.
Kedua,melihat
betapa kurangnya kita memenuhi hal-hal yang diwajibkan-Nya kepada kita,baik
melaksanakan perintah-Nya atau menjauhi larangan-Nya.
Ketiga,kita
mengetahui dan berusaha memunculkan kesadaran bahwa Allah melihat setiap
keadaan dan gerak-gerik kita di setiap saat dan dimanapun kita berada.Tidak ada
sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya.
Apabila
perasaan ini telah terkumpul dalam hati sanubari seorang hamba,ia akan
merasakan rasa malu yang begitu kuat kepada Allah SWT,kemudian dari sifat malu
inilah muncul kebaikan-kebaikan lainnya.
Sebagaimana
sabda Nabi SAW,
اَلحَيَاءُلاَيَاتِي
إِلاَّبِخَيرٍ
“Rasa malu itu hanya akan mendatangkan kebaikan”.
Apabila didalam hati terdapat rasa malu karena Allah
Jalla wa ‘Ala,terjagalah diri kita dari akhlak yang rendah,muamalah yang
jelek,dan perbuatan yang haram.Jiwa kita hanya akan terdorong melakukan
kewajiban,memperhatikan akhlak yang mulia,dan adab yang indah.
2.
QS.Al-Isra : 19
وَمَنْ أَرَادالأَخِرَةَوَسَعَى
لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَمُؤْمِنٌ فَأُوْلآءِكَ كَانَ سَعْيَهُمْ مَّشْكُوْرًا
19. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan
akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah
mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.”(QS.Al-Isra:19)
YaAllah,sesungguhnya
kami memohon melalui perantara nama-nama-Mu Yang Maha baik dan sifat-sifat-Mu
Yang Maha Tinggi dan Engkaulah satu-satunya sesembahan yang haq,wahai yang
rahmat-Nya meliputi segala sesuatu,jadikanlah kami orang-orang yang mewujudkan
rasa malu kepada-Mu dengan sebenar-benarnya.
Sungguh
memilukan tatanan kehidupan jika tanpa rasa malu hadir di dalamnya.
Kemaksiatan
dan kebejatan moral dianggap absah dan lumrah belaka.Masyarakat manusia tetapi tidak
ubahnya kumpulan binatang.Manusia yang seharusya berkualitas ‘ahsana taqwim’
malah terjun bebas ke tingkat ‘asfala safilin.Inilah yang sudah disinyalir
Allah dalam Alqur’an
3.
QS.At-Tin : 4-5
لَقَدْخَلَقْنَاالإِنْسَنَفِىأحْسَنِ تَقْوِيْمٍ
ثُمَّ رَدَدْنَهُ
أَسْفَلَ سَفِلِيْنَ
4. Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka),
Manusia turun derajat menjadi
binatang,bahkan lebih rendah.KATA Allah,”Mereka mempunyai hati tetapi tidak
digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah,mempunyai mata tetapi tidak digunakan
dalam kebaikan.Malu untuk berucap dan berbuat sesuatu yang melanggar ‘khittah
Allah,karena selalu merasa ada CCTV yang memantaunya.Itulah para malaikat yang
memang khusus dikirim Allah untuk mengamati dan mencatat setiap ucapan dan
perbuatan manusia.
4.
QS.Ar-Ra’du : 11
لَهُ،مُعَقِّبَتٌ
مِّنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْخَلْفِهِۧ يَحْفَضُوْنَهُ‘مِنْ أَمْرِاللهؕ إ ِنَّاللهَ لاَيُغَيِّرُمَابِقَوْمٍحَتَّى
يُغَيِّرُوْاْمَابِأَنْفُسِهِمْ ؕو َإِذَاأَرَادَاللهُ بِقَوْمٍسُوٓءًافَلامَرَدَّلَهُ,ۚوَمَالَهُم مِّن دُوْنِه
ٖمِنوَّالٍ
11. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang
selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya
atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merobah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
[767] bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat
yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang
mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat Ini ialah malaikat
yang menjaga secara bergiliran itu, disebut malaikat Hafazhah.
[768] Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka,
selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.
Ibaratnya,setiap fasilitas sebuah
jabatan,pasti akan diaudit.Dan hasil audit KPK kerap mampu mengungkap beragam
penyelewengan yang dilakukan koruptor negri ini.Bagaimana dengan audit
malaikat?
Pantaslah
malu,karena malaikat tidak bisa ditipu,apalagi disuap.Pelaporan dan pengawasan
mereka atas setiap ucapan dan perbuatan kita sangat ketat.
5.
QS.Al-Qamar : 52
وَكُلُّ
شَىْءٍفَعَلُوْهُفِى الزُّبُرِ
52. Dan segala sesuatu yang Telah mereka perbuat
tercatat dalam buku-buku catatan[1440]
[1440] maksudnya buku-buku catatan yang terdapat di
tangan malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
Tidak ada kebusukan kita yang luput
dari perhitungan Allah.Fasilitas begitu lengkap yang sudah disediakan untuk
kita didunia,sepantasnya kita pergunakan sesuai “selera” Allah.Malu rasanya
menggunakan fasilitas-fasilitas kehidupan ini justru untuk berbuat makar kepada
Allah.
Kesimpulan:
Sifat
malu itu terpuji dan merupakan bagian dari iman.Seorang muslim hendaknya
memiliki sifat ini,sehingga ia terhindar dari perbuatan-perbuatan tercela dan
dosa.namun jangan sampai sifat malu menghalangi seseorang untuk menuntut
ilmu,melakukan yang haq serta menjauhi kesalahan dan dosa.
B.
KAJIAN HADIST TENTANG MALU KEPADA ALLAH
1.
HR.Muslim
اَلْحَيَاءُلاَيأْتِيْ إِلاَّبِخَيْرٍ
Oleh Imran bin Husain r.a berkata bahwa Rasul
bersabda: “Rasa malu itu dapat mendatangkan kebaikan.” (HR.Muslim)
“Rasa malu terhadap Allah merupakan dasar dan landasan
utama bagi setiap rasa malu.”
2. HR.Muttafaq
‘alaih
اَلْحَيَاءُمِنَ الإِيْمَانِ
Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda
:”Dan rasa malu adalah sebagian dari Iman.”(HR.Muttafaq ‘alaih)
3. HR.Al-Bukhari
عَنْ أَبِيْ
مَسْعُوْدٍعُقْبَةَ بِنْ عَمْرٍوالأَنْصَارِي الْبَدْرِي رَضِيَ الله عَنْهُ
قَالَ:قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:إِنَّ مِمَّاأَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِالأُوْلَى,إِذَالَمْ
تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَاشئْتَ
Dari Abu Mas’ud Al-Badri r.a berkata bahwa Rasul
bersabda: “Sesungguhnya diantara kata-kata kenabian terdahulu yang masih
teringat oleh masyarakat adalah: Jika kamu sudah tidak memiliki rasa malu maka
kamu akan berbuat semaumu.”(HR.Al-Bukhari)
4. HR.Tirmidzi
لَيْسَ ذَاكَ
وَلَكِنَّ الاِسْتِحْفَظَ الرَّأْسَ ومَاوَعَى وَالْبَطْنَ وَمَاحَوَى
ولْتَذْكُرْالْمَوْتَ وَالْبِلَى وَمَنْ أَرَادَالْآخِرَةَتَرَكَ زِبِنَةَالدُّنْيَافَمَنْ
فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدْاسْتَحْيَامِنْ اللهِ حَقَّ الْحَيَاءِ
“Bukan
demikian namun yang dimaksud malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya adalah
menjaga kepala dan anggota badan yang terletak dikepala,menjaga perut dan
anggota badan yang berhubungan dengan perut,mengingat kematian dan saat badan
hancur dalam kubur.Siapa yang melakukan hal-hal tersebut maka dia telah merasa
malu dengan Allah dengan sebenar-benarnya.”(HR.Tirmidzi)
Kesimpulan:
Dari berbagai hadist tersebut dapat di simpulkan bahwa
rasa malu penting dimiliki untuk beberapa hal terutama dalam beribadah kepada
Allah.Saat seseorang tidak mempunyai rasa malu terhadap Allah maka ia akan
melakukan berbagai hal tanpa mempedulikan syariat Islam,begitupun jika tidak
memiliki rasa malu terhadap manusia maka ia dapat melakukan segala hal sesukanya
tanpa mempedulikan manusia di sekitarnya
Rasa malu itu perlu diterapkan pada diri sendiri dan juga malu terhadap Allah dan
Rasul-Nya,Malaikat serta malu terhadap makhluk ciptaan Allah lainnya.Seperti
halnya syetan dan jin yang dengan bebasnya ia dapat melihat manusia,sementara manusia
tidak demikian.Kitapun dianjurkan untuk memiliki rasa malu terhadap malaikat
sebagaimana dalam HR.Muslim bahwa kita harus memiliki rasa malu terhadap
malaikat qariin dan para malaikat penjaga serta pengawas dan juga pencatat alam
manusia.Jika kita memiliki rasa malu maka kita tidak akan beranjak pada hal
tercela lainnya,karena rasa malu ini bisa menjaga seseorang dari perbuatan
tercela lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar