STUDI TAFSIR TARBAWI
BIRRU AL-WALIDAIN
Tugas Ini Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu: Bapak
Abdullah Maksum, Alh., S. Pd.I.
Disusun oleh:
Yuniati (2015010165)
PAI 4 C
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2017
PEMBAHASAN
بِسْمِ
ا للهِ ا لرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
A. Ayat-ayat
Al-Qur’an
1. Surat
Al-Ankabut ayat 8
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ $YZó¡ãm ( bÎ)ur #yyg»y_ x8Îô³çFÏ9 Î1 $tB }§øs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïã xsù !$yJßg÷èÏÜè? 4 ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB /ä3ã¤Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÑÈ
Artinya:
dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya
kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
Pada surat
al-ankabut ayat 8, Allah Ta’ala menyuruh hamba-hamba-Nya agar berbuat baik kepada
kedua orang tua, setelah Allah mendorong mereka berpegang teguh kepada ketauhidan,
karena keduanya merupakan sarana bagi kebaradaan manusia. Karena itu, keduanya berhak menerima kebaikan
yang sempurna dari anak. Kebaikan kepada
ayah dengan memberi belanja atau nafkah, sedangkan kebaikan kepada ibu dengan kasih
sayang.
Walaupun
ada perintah berbuat baik kepada keduanya, Allah berfirman, “Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya”.
Namun jika keduanya memaksamu agar mengikuti agama keduanya yang
musyrik, maka janganlah kamu menaatinya, tetapi anak harus tetap mempergauli
orang tuanya dengan cara yang baik dan anak tidak boleh membenci orang tua, karena tempat kembali manusia pada hari kiamat
adalah Allah swt, lalu Allah membalas kebaikan kepada keduanya dan kesabaranmu
(anak) dalam memegamg teguh agamamu.
$uZø¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷yÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷yÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) çÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya: dan Kami perintahkan
kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya, ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun [1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.
[1180] Maksudnya:
Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
Maksud
dari ayat diatas adalah, setelah Nabi luqman memberi pesan kepada anaknya agar
tidak menyekutukan Allah, kemudian beliau membarengkan pesan beribadah kepada
Allah dengan berbuat baik kepada kedua orang tua. Dalam ayat ini dimaksudkan agar anak senantiasa
teringat dengan kebaiakan kedua orang tuanya yang telah diberikan kepadanya. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Bersyukurlah kepada-Ku
dan kepada kedua orang tuamu. Hanya Allah
tempat kembali, “ karena Aku (Allah) akan membalasmu dengan kebaikan yang
banyak.
3. Al-isyro’
ayat 23-24
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur…… $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7t x8yYÏã uy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdxÏ. xsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& wur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJÌ2 ÇËÌÈ ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹ ÇËÍÈ
artinya: 23. dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
24. dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".
[850]
Mengucapkan kata “Ah” kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi
mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada
itu.
Dalam surat al-isyro’ ayat 23-24 Allah Ta’ala telah memerintahkan
kepada hamba-hamba-Nya supaya menyembah Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Ditafsirkan demikian karena al-qadha disini artinya perintah. Karena itu, perintah menyembah-Nya digabung dengan
perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.
Allah menyuruh berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya.
Kemudian jika salah seorang diantara keduanya atau keduanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
“uf” kepada keduanya. Maksudnya,
janganlah kamu memperdengarkan perkataan yang buruk, termasuk perkataan “ah”
sebagai perkataan buruk yang paling ringan.
Jangan sampai kamu membentak mereka, janganlah kamu berbuat buruk kepada
keduanya dan jangan memukulnya. Setelah
Allah melarang manusia berkata dan berbuat buruk, maka Dia menyuruh manusia untuk
berkata dan berbuat baik. Kata karim diatas berarti lembut,
baik, dan sopan disertai tata karma, penghormatan, dan pengagungan.
Selanjutnya, Allah memerintah manusia supaya tawadhu
kepada keduanya melalui tindakan, dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku ketikakecil.” Rahmati keduanya
pada saat tua dan setelah mati.
4. Al-an’am
ayat 151
ö@è% (#öqs9$yès? ã@ø?r& $tB tP§ym öNà6/u öNà6øn=tæ ( wr& (#qä.Îô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ)0000
Artinya: Katakanlah:
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap
kedua orang ibu bapak
Tafsir dari ayat diatas adalah, bahwa
Allah berfirman kepada Nabi Muhammad saw, untuk mengatakan kepada kaum
musyrikin yang menyembah selain Allah dan yang mengharamkan perkara yang yang
telah direzekikan Allah, termasuk kedua orang tua juga merupakan suatu anugerah
dari Allah sehingga wajib bagi anak untuk memuliakannya. Sering kali Allah membarengkan perintah
bertauhid dengan taat kepada orang tua.
B. Hadis-hadis
penguat
1- عَنْ عَبْدُاللهِ بْنِ
عَمْرُوْرَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
رِضَيَ اللهُ فِي رِضَي الْوَاِلِدَيْنِ وَسُخْطُ الله فِي سُخْطُ اْلوَا لِدَيْنِ
(اخرجه الترمدي وصححه ابن حبا ن والحا كم)
Dari Abdullah
bin Amrin bin Ash r.a ia berkata, Nabi saw telah bersabda “Keridhoan Allah itu
terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murk orang
tua”. (H.R.A Tirmidzi, hadis ini dinilai
shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)
2- عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَرَضِيَ
الله عَنْهُ قَاَل جَاءَرَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ
فَقَالَ يَا رَسُوْلُ الله مَنْ اَحَقَّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَا بَتِي؟ قَالَ: اُمُّكِ,
قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ اُمُّكِ, قَالَ:ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ اُمُّكِ,
قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ ثُمَّ اَبُوْك. (اخرجه البخاري)
Dari Abu Hurairoh R.A dia berkata: seorang laki-laki
datang kepada Rasulullah saw sambil berkata:”Wahai Rasulullah, siapakah yang
paling berhak aku berbakti kepadanya?” Rasulullah menjawab:”Ibumu” Dia bertanya
lagi: “kemudian siapa?” Rasulullah menjawab:”Ibumu.” Dia bertanya lagi:
“kemudian siapa lagi?” “Rasulullah menjawab:”Ibumu” Dia bertanya lagi:”kemudian
siapa?” Rasulullah menjawab:”Kemudian Ayahmu.”
3- عَبْدُالله بِنْ مَسْعُوْد
قَالَ سَاَلْتُ النَّبِي صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَّلَماَيُّ اْلاًعْمَلِ اًفْضَلُ؟ قَالَ: " اَلصَّلاَ ةُ عَلَى وَقْتِىهَا" قَالَ:
ثُمَّ اَيٌّ قَالَ: "ثُمَّ بِرُالْوَالِدَيْنِ" قَالَ: ثُمَّ اَيٌّ "قاَلَ:
اَلْجِهَادُفِي سَبِيْلِ الله" (اخرجه البخاري ومسلم)
Dari Abdullah bin Mas’ud r .a.
ia berkata:”Saya bertanya kepada Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh
Allah Ta’ala?” beliau menjawab:”Shalat pada waktunya. “saya bertanya lagi,
“kemudian apa?” beliau menjawab:”berbuat baik kepada kedua orangb tua.”saya
bertanya lagi. “kemudian apa?”, beliau
menjawab:”berjihad (berjuang) di jalan Allah.”
4- جَاءَ رَجُلٌ اِلَى
النَّبِي صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَّلَمَ فَقَا لَ اِنِّى اُرِيْدُ اَلْىجِهَا دُ
قَلُ اَحَيٌّ اَبَوَاكَ قَالُ نَعَمَ قَالُ فَفِيْهِمَا فجَاَ هِدْ
Ada seorang datang kepada Nabi saw lantas berkata:
“sesungguhnya saya ingin berjihad”.
Beliau bertanya: “ Apakah orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab:
“Ya”. Beliau bersabda: “Layanilah kedua
orang tuamu itu sebagai jihad”.
5- اِنَّ اَبَوَيَّ قَدْ
مَاتَ فَهَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ هِمَا عَلَيَّ شَيْءٌ قَالُ نَعَمْ اَلْاٍسْتِغْفَارُ لَهُمَا اِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا وَاَكْرَامُ صَدِيْقِهِمَاوصِلَةُ
الرَّحِيْمِ الَّتِي لاَتُوْصَلُّ اِلَّا بِىهِمَا
“Sesungguhnya kedua orang tuaku sudah meninggal dunia,
apakah masih ada jalan untuk berbuat baik kepadanya?” Beliau bersabda:”Ya, yaitu dengan cara:
memohonkan ampun bagi keduanya, melaksanakan janji (wasiat) keduanya,
menghormati teman-teman keduanya, dan mempererat talipersaudaraan dengan
kerabat keluarga”.
- Kesimpulan
Dari
beberapa potongan ayat Al-Qur’an dan hadits diatas, bahwa Allah Ta’ala benar-benar
telah mewasiatkan kewajiban untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan jelas
dan nyata, sehingga siapapun yang durhaka terhadap kedua orang tua akan menerima
akibat dari Allah swt. Karena wasiat itu
Allah mulai dengan perintah supaya bertauhid dan beribadat kepada Allah. Kemudian
perintah untuk memelihara kedua orang tua itu dipersempit sehingga tidak
memberi keringanan dalam bentuk kata-kata yang paling remeh sekalipun yang
diucapkan oleh seseorang yang merasa kesal terhadap orang tua. Walaupun Allah memerintahkan kita untuk
berbakti kepada kedua orang tua, tetapi jika keduanya memaksa kita agar
mengikuti agama keduanya yang musyrik, maka jangan kita menaatinya, tetapi anak
harus tetap mempergauli orang tuanya dengan cara yang baik dan anak tidak boleh
membenci orang tua, bahkan berbakti kepada keduanya lebih utama dari pada jihad
di jalan Allah. Kewajiban berbakti
kepada orang tua tidak hanya ketika orang tua masih hidup di dunia ketika sudah
meninggal duniapun anak tetap wajib berbakti kepada keduanya dengan cara memohonkan ampun bagi keduanya, melaksanakan janji
(wasiat) keduanya, menghormati teman-teman keduanya, dan mempererat
talipersaudaraan dengan kerabat keluarga”
Jika manusia telah
memperbaiki niat untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua, dan taat
kepada Allah Ta’ala, serta menunaikan hak-hak wajib terhadap orang tua tetapi tanpa
sengaja dan tanpa sadar kita lupa akan kewajiban menunaikan hal itu, maka Allah
akan mengampuni atas kekhilafan yang kita lakukan. Karena Dialah yang maha pengampun terhadap
orang-orang yang mau bertaubat dari dosa-dosa dan berhenti dari kemaksiatan
yang dilakukan terhadap Allah.
Bagi orang yang mau merendahkan diri dan
tunduk atau patuh terhadap kedua orang tua, ditutuplah ayat mengenai birru
al-walidain dengan doa untuk mereka dan permohonan rahmat atas mereka
berdua. Dengan belas kasih Allah
terhadap kedua orang tua, maka hal tersebut digandengkan dengan ke-Esaan Allah
dan larangan syirik terhadap-Nya.
Jangan lupa senantiasa bersyukur,
berterimakasih dan selalu mendoakan keduanya, serta tampakkan wajah manis pada keduanya
karena “keridhoan Allah tergantung pada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah
tergantung pada kemurkaan orang tua.”
Oleh karena itu, berhati-hatilah
terhadap orang tua kita, jangan sampai kita menyakiti orang tua, berprasangka
buruk terhadap orang tua kita dan jangan sampai kita durhaka kepada orang
tua. Sayangi mereka sebagaimana mereka
menyayangi kita diwaktu kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar