Kamis, 15 Juni 2017

BIRRU AL-WALIDAIN By Yuniati


STUDI TAFSIR TARBAWI
BIRRU AL-WALIDAIN
Tugas  Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu: Bapak Abdullah Maksum, Alh., S. Pd.I.






Disusun oleh:
Yuniati (2015010165)
PAI 4 C
                                                                                                                                       
FAKULTAS ILMU TARBIYAH  DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2017




PEMBAHASAN
بِسْمِ ا للهِ ا لرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
A.    Ayat-ayat Al-Qur’an
1.      Surat Al-Ankabut ayat 8
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ $YZó¡ãm ( bÎ)ur š#yyg»y_ x8ÎŽô³çFÏ9 Î1 $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ ÖNù=Ïã Ÿxsù !$yJßg÷èÏÜè? 4 ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB /ä3ã¤Îm;tRé'sù $yJÎ/ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÑÈ  
Artinya: dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
               Pada surat al-ankabut ayat 8, Allah Ta’ala menyuruh hamba-hamba-Nya agar berbuat baik kepada kedua orang tua, setelah Allah mendorong mereka berpegang teguh kepada ketauhidan, karena keduanya merupakan sarana bagi kebaradaan manusia.  Karena itu, keduanya berhak menerima kebaikan yang sempurna dari anak.  Kebaikan kepada ayah dengan memberi belanja atau nafkah, sedangkan kebaikan kepada ibu dengan kasih sayang.
               Walaupun ada perintah berbuat baik kepada keduanya, Allah berfirman, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya”.  Namun jika keduanya memaksamu agar mengikuti agama keduanya yang musyrik, maka janganlah kamu menaatinya, tetapi anak harus tetap mempergauli orang tuanya dengan cara yang baik dan anak tidak boleh membenci orang tua,  karena tempat kembali manusia pada hari kiamat adalah Allah swt, lalu Allah membalas kebaikan kepada keduanya dan kesabaranmu (anak) dalam memegamg teguh agamamu. 
2.      Surat luqman ayat 14
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya: dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya, ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
            Maksud dari ayat diatas adalah, setelah Nabi luqman memberi pesan kepada anaknya agar tidak menyekutukan Allah, kemudian beliau membarengkan pesan beribadah kepada Allah dengan berbuat baik kepada kedua orang tua.  Dalam ayat ini dimaksudkan agar anak senantiasa teringat dengan kebaiakan kedua orang tuanya yang telah diberikan kepadanya.  Karena Allah Ta’ala berfirman, “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.  Hanya Allah tempat kembali, “ karena Aku (Allah) akan membalasmu dengan kebaikan yang banyak.
3.      Al-isyro’ ayat 23-24
Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur…… $·Z»|¡ômÎ) 4 $¨BÎ) £`tóè=ö7tƒ x8yYÏã uŽy9Å6ø9$# !$yJèdßtnr& ÷rr& $yJèdŸxÏ. Ÿxsù @à)s? !$yJçl°; 7e$é& Ÿwur $yJèdöpk÷]s? @è%ur $yJßg©9 Zwöqs% $VJƒÌŸ2 ÇËÌÈ   ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹ ÇËÍÈ
artinya: 23. dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia[850].
24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
[850] Mengucapkan kata “Ah” kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.           
Dalam surat al-isyro’ ayat 23-24 Allah Ta’ala telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya supaya menyembah Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya.  Ditafsirkan demikian karena al-qadha disini artinya perintah.  Karena itu, perintah menyembah-Nya digabung dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua.  Allah menyuruh berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. 
Kemudian jika salah seorang diantara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan “uf” kepada keduanya.  Maksudnya, janganlah kamu memperdengarkan perkataan yang buruk, termasuk perkataan “ah” sebagai perkataan buruk yang paling ringan.  Jangan sampai kamu membentak mereka, janganlah kamu berbuat buruk kepada keduanya dan jangan memukulnya.  Setelah Allah melarang manusia berkata dan berbuat buruk, maka Dia menyuruh manusia untuk berkata dan berbuat baik.  Kata karim diatas berarti lembut, baik, dan sopan disertai tata karma, penghormatan, dan pengagungan.
Selanjutnya, Allah memerintah manusia supaya tawadhu kepada keduanya melalui tindakan, dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku ketikakecil.” Rahmati keduanya pada saat tua dan setelah mati. 

4.      Al-an’am ayat 151
 ö@è% (#öqs9$yès? ã@ø?r& $tB tP§ym öNà6š/u öNà6øŠn=tæ ( žwr& (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ)0000
Artinya:  Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak
Tafsir dari ayat diatas adalah, bahwa Allah berfirman kepada Nabi Muhammad saw, untuk mengatakan kepada kaum musyrikin yang menyembah selain Allah dan yang mengharamkan perkara yang yang telah direzekikan Allah, termasuk kedua orang tua juga merupakan suatu anugerah dari Allah sehingga wajib bagi anak untuk memuliakannya.  Sering kali Allah membarengkan perintah bertauhid dengan taat kepada orang tua.  








B.     Hadis-hadis penguat
                                   
1-       عَنْ عَبْدُاللهِ بْنِ عَمْرُوْرَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُوْلُ الله صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: رِضَيَ اللهُ فِي رِضَي الْوَاِلِدَيْنِ وَسُخْطُ الله فِي سُخْطُ اْلوَا لِدَيْنِ (اخرجه الترمدي وصححه ابن حبا ن والحا كم)
Dari Abdullah bin Amrin bin Ash r.a ia berkata, Nabi saw telah bersabda “Keridhoan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak pada murk orang tua”.  (H.R.A Tirmidzi, hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

2-       عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَرَضِيَ الله عَنْهُ قَاَل جَاءَرَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلُ الله مَنْ اَحَقَّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَا بَتِي؟ قَالَ: اُمُّكِ, قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ اُمُّكِ, قَالَ:ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ اُمُّكِ, قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ ثُمَّ اَبُوْك. (اخرجه البخاري)
Dari Abu Hurairoh R.A dia berkata: seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw sambil berkata:”Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Rasulullah menjawab:”Ibumu” Dia bertanya lagi: “kemudian siapa?” Rasulullah menjawab:”Ibumu.” Dia bertanya lagi: “kemudian siapa lagi?” “Rasulullah menjawab:”Ibumu” Dia bertanya lagi:”kemudian siapa?” Rasulullah menjawab:”Kemudian Ayahmu.”

3-      عَبْدُالله بِنْ مَسْعُوْد قَالَ سَاَلْتُ النَّبِي صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَّلَماَيُّ اْلاًعْمَلِ اًفْضَلُ؟ قَالَ: " اَلصَّلاَ ةُ عَلَى وَقْتِىهَا" قَالَ: ثُمَّ اَيٌّ قَالَ: "ثُمَّ بِرُالْوَالِدَيْنِ" قَالَ: ثُمَّ اَيٌّ "قاَلَ: اَلْجِهَادُفِي سَبِيْلِ الله" (اخرجه البخاري ومسلم)
Dari Abdullah bin Mas’ud r .a. ia berkata:”Saya bertanya kepada Nabi saw: amal apakah yang paling disukai oleh Allah Ta’ala?” beliau menjawab:”Shalat pada waktunya. “saya bertanya lagi, “kemudian apa?” beliau menjawab:”berbuat baik kepada kedua orangb tua.”saya bertanya lagi.  “kemudian apa?”, beliau menjawab:”berjihad (berjuang) di jalan Allah.”

4-       جَاءَ رَجُلٌ اِلَى النَّبِي صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَّلَمَ فَقَا لَ اِنِّى اُرِيْدُ اَلْىجِهَا دُ قَلُ اَحَيٌّ اَبَوَاكَ قَالُ نَعَمَ قَالُ فَفِيْهِمَا فجَاَ هِدْ
Ada seorang datang kepada Nabi saw lantas berkata: “sesungguhnya saya ingin berjihad”.  Beliau bertanya: “ Apakah orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab: “Ya”.  Beliau bersabda: “Layanilah kedua orang tuamu itu sebagai jihad”.

5-      اِنَّ اَبَوَيَّ قَدْ مَاتَ فَهَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ هِمَا عَلَيَّ شَيْءٌ قَالُ نَعَمْ اَلْاٍسْتِغْفَارُ لَهُمَا اِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا وَاَكْرَامُ صَدِيْقِهِمَاوصِلَةُ الرَّحِيْمِ الَّتِي لاَتُوْصَلُّ اِلَّا بِىهِمَا
“Sesungguhnya kedua orang tuaku sudah meninggal dunia, apakah masih ada jalan untuk berbuat baik kepadanya?”  Beliau bersabda:”Ya, yaitu dengan cara: memohonkan ampun bagi keduanya, melaksanakan janji (wasiat) keduanya, menghormati teman-teman keduanya, dan mempererat talipersaudaraan dengan kerabat keluarga”.














  1. Kesimpulan
Dari beberapa potongan ayat Al-Qur’an dan hadits diatas, bahwa Allah Ta’ala benar-benar telah mewasiatkan kewajiban untuk berbuat baik kepada kedua orang tua dengan jelas dan nyata, sehingga siapapun yang durhaka terhadap kedua orang tua akan menerima akibat dari Allah swt.  Karena wasiat itu Allah mulai dengan perintah supaya bertauhid dan beribadat kepada Allah.   Kemudian perintah untuk memelihara kedua orang tua itu dipersempit sehingga tidak memberi keringanan dalam bentuk kata-kata yang paling remeh sekalipun yang diucapkan oleh seseorang yang merasa kesal terhadap orang tua.  Walaupun Allah memerintahkan kita untuk berbakti kepada kedua orang tua, tetapi jika keduanya memaksa kita agar mengikuti agama keduanya yang musyrik, maka jangan kita menaatinya, tetapi anak harus tetap mempergauli orang tuanya dengan cara yang baik dan anak tidak boleh membenci orang tua, bahkan berbakti kepada keduanya lebih utama dari pada jihad di jalan Allah.  Kewajiban berbakti kepada orang tua tidak hanya ketika orang tua masih hidup di dunia ketika sudah meninggal duniapun anak tetap wajib berbakti kepada keduanya dengan cara memohonkan ampun bagi keduanya, melaksanakan janji (wasiat) keduanya, menghormati teman-teman keduanya, dan mempererat talipersaudaraan dengan kerabat keluarga”
Jika manusia telah memperbaiki niat untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua, dan taat kepada Allah Ta’ala, serta menunaikan hak-hak wajib terhadap orang tua tetapi tanpa sengaja dan tanpa sadar kita lupa akan kewajiban menunaikan hal itu, maka Allah akan mengampuni atas kekhilafan yang kita lakukan.  Karena Dialah yang maha pengampun terhadap orang-orang yang mau bertaubat dari dosa-dosa dan berhenti dari kemaksiatan yang dilakukan terhadap Allah. 
Bagi orang yang mau merendahkan diri dan tunduk atau patuh terhadap kedua orang tua, ditutuplah ayat mengenai birru al-walidain dengan doa untuk mereka dan permohonan rahmat atas mereka berdua.  Dengan belas kasih Allah terhadap kedua orang tua, maka hal tersebut digandengkan dengan ke-Esaan Allah dan larangan syirik terhadap-Nya. 
Jangan lupa senantiasa bersyukur, berterimakasih dan selalu mendoakan keduanya, serta tampakkan wajah manis pada keduanya karena “keridhoan Allah tergantung pada keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang tua.”
Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap orang tua kita, jangan sampai kita menyakiti orang tua, berprasangka buruk terhadap orang tua kita dan jangan sampai kita durhaka kepada orang tua.  Sayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita diwaktu kecil.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar