Senin, 12 Juni 2017

HATI YANG BERSIH BY IIN KURNIATI



HATI YANG BERSIH
Dosen pengampu:  Bapak Abdulloh Maksum, Alh., S. Pd. I






Disusun oleh :
IIN KURNIATI (2015010025)
 




PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2017



BAB l
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Allah SWT menginginkan agar seluruh hamba-Nya dapat memiliki hati yang bersih, yang dapat mengantarkan mereka pada surga Allah SWT, sekaligus untuk menyempurnakan segala kenikmatan yang diberikan kepada seluruh hamba-Nya. Untuk menyucikan hati manusia, Allah menurunkan Al Qur’an, guna dijadikan pedoman hidup manusia.
عَنْ أَ بِي هُرَيْرَةَ قَا لَ رَسُو لُ اللَّهِ صَيلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمُ إِنَّ اللَّهَ  لاَ يَنْظُرُ إِلىَ صُوَرِكُمْ وَ أَمْوا لِكُمْ  وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُو بِكُمْ وَأَعْمَا لِكُمْ
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan hartamu, tapi Dia melihat hati dan pekerjaanmu” (HR. Ibnu Hibban).
Tidak seorang pun mengetahui isi hati orang lain kecuali Allah SWT dan dirinya sendiri. Firman Allah dalam QS. Hud ayat 5 :
ألَآ إِنَّهُمۡ يَثۡنُونَ صُدُورَهُمۡ لِيَسۡتَخۡفُواْ مِنۡهُۚ أَلَا حِينَ يَسۡتَغۡشُونَ ثِيَابَهُمۡ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَۚ إِنَّهُۥ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿5﴾
Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengisyaratkan bahwa baiknya amalan badan seseorang dan kemampuannya untuk menjauhi keharaman, juga meninggalkan perkara syubhat (yang masih samar hukumnya), itu semua tergantung pada baiknya hati. Para ulama katakan bahwa hati adalah malikul adho (rajanya anggota badan), sedangkan anggota badan adalah januduhu (tentaranya).






BAB II
PENGEMBANGAN AYAT AL QUR’AN DAN HADITS

A.    HATI YANG BERSIH
Hati yang bersih atau dalam bahasa Arab “Qolbun Salim” (bersih, suci dan lurus yaitu hati yang lurus, bersih, suci dan ikhlas dalam segala gerak, fikiran, perasaan, perbuatan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut istilah Qolbun Salim sebanyak dua kali.
1.    Dalam QS. Asy-Syu’ara (26) ayat 87 – 89 :
وَلاَ تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ ﴿87﴾  يَوْمَ لاَ يَنْفَعُ مَالٌ وَلاَ بَنُونَ﴿88﴾
  إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ﴿89﴾
“Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.
2.    Dalam QS. As Saffat (37) ayat 83 – 85
وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لإِبْرَاهِيمَ﴿83﴾  إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ﴿84﴾
 إِذْ قَالَ لأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَاذَا تَعْبُدُونَ﴿85﴾
“Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah itu?”

Para ulama katakan bahwa walaupun hati (jantung) itu kecil dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain, namun baik dan jeleknya jasad tergantung pada hati (Syarh Muslim, 11 ; 29).
Akal dan kemampuan memahami, pusatnya adalah hati. Sumbernya adalah hati, bukan di otak (kepala), demikian disimpulkan oleh Ibnu Batthol dan Imam Nawawi rahimahullah.

B.     AYAT-AYAT LAIN YANG BERKAITAN DENGAN HATI
Hati yang bersih mempunyai tanda-tanda yang nampak dari zhahirnya. Sebab, hati yang baik dan suci akan melahirkan amal ibadah yang saleh dan tindakan yang baik. Sebagaimana disinggung dalam ayat-ayat Al Qur’an.
1.    QS. Ar Ra’du ayat 28 :
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْ بُهُمْ بِذِ كْرِاللهِؕ اَلاَبِذِكْرِاللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ ﴿28﴾       
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

2.    QS. Al Hajj ayat 35 :
ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَٱلصَّٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَهُمۡ وَٱلۡمُقِيمِي ٱلصَّلَوٰةِ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ يُنفِقُونَ ﴿٣٥﴾
(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.”

3.    QS. Al Anfal ayat 2 :
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ﴿2﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”

4.    QS. Al Hasyr ayat 10 :
šúïÏ%©!$#ur râä!%y` .`ÏB öNÏdÏ÷èt/ šcqä9qà)tƒ $uZ­/u öÏÿøî$# $oYs9 $oYÏRºuq÷z\}ur šúïÏ%©!$# $tRqà)t7y Ç`»yJƒM}$$Î/ Ÿwur ö@yèøgrB Îû $uZÎ/qè=è% yxÏî tûïÏ%©#Ïj9 (#qãZtB#uä !$oY­/u y7¨RÎ) Ô$râäu î LìÏm§﴿10
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

5.    QS. Al Fath ayat 4 :
uqèd üÏ%©!$# tAtRr& spoYÅ3¡¡9$# Îû É>qè=è% tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#ÿrߊ#yŠ÷zÏ9 $YZ»yJƒÎ) yì¨B öNÍkÈ]»yJƒÎ) 3 ¬!ur ߊqãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 tb%x.ur ª!$# $¸JÎ=tã $VJÅ3ym ÇÍÈ
Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang Telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[1] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana,
6.    QS. Az Zumar ayat 23 :
ٱللَّهُ نَزَّلَ أَحۡسَنَ ٱلۡحَدِيثِ كِتَٰبٗا مُّتَشَٰبِهٗا مَّثَانِيَ تَقۡشَعِرُّ مِنۡهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمۡ وَقُلُوبُهُمۡ إِلَىٰ ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهۡدِي بِهِۦ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنۡ هَادٍ ﴿23﴾
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.”

7.    QS. Muhammad ayat 16-17 :
Nåk÷]ÏBur `¨B ßìÏJtGó¡o y7øs9Î) #Ó¨Lym #sŒÎ) (#qã_tyz ô`ÏB x8ÏYÏã (#qä9$s% tûïÏ%©#Ï9 (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# #sŒ$tB tA$s% $¸ÿÏR#uä 4 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# yìt6sÛ ª!$# 4n?tã öNÍkÍ5qè=è% (#þqãèt7¨?$#ur óOèduä!#uq÷dr& ÇÊÏÈ tûïÏ%©!$#ur (#÷rytG÷d$# óOèdyŠ#y Wèd öNßg9s?#uäur óOßg1uqø)s? ÇÊÐÈ
“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang Berkata kepada orang yang Telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" mereka Itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.”

8.    QS. Al Fajr ayat 27-30 :
$pkçJ­ƒr'¯»tƒ ߧøÿ¨Z9$# èp¨ZÍ´yJôÜßJø9$# ÇËÐÈ ûÓÉëÅ_ö$# 4n<Î) Å7În/u ZpuŠÅÊ#u Zp¨ŠÅÊó£D ÇËÑÈ Í?ä{÷Š$$sù Îû Ï»t6Ïã ÇËÒÈ Í?ä{÷Š$#ur ÓÉL¨Zy_ ÇÌÉÈ
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku.

C.       HADITS YANG BERKAITAN DENGAN HATI
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda :
أَلَاوَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَ هِيَ الْقَلْبُ
Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal darah yang apabila ia sehat dan baik maka baiklah seluruh tubuh, sebaliknya apabila ia sakit maka sakitlah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati. (HR. Bukhari Muslim)
Dari hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa hati laksana nahkoda sebuah bahtera. Dimana arah tujuan dari bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang nahkoda. Jika nahkodanya memiliki niatan dan tujuan yang baik, Insyaa Allah akan membawa bahtera tersebut ke arah yang baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka secara otomatis kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itu sangat penting bagi kita memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT.
Terdapat sebuah ungkapan, bahwa siapa yang mengenal hatinya maka ia akan mengenal Rabbnya. Namun disayangkan, karena betapa banyaknya manusia yang tidak mengenal hatinya sendiri. Lalu Allah menjadikannya seolah dirinya terpisah dari hatinya. Pemisahan ini dapat berbentuk penghalang untuk mengenal dan bermuroqobatullah (selalu dalam pengawasan Allah). Dan atas dasar hal inilah, banyak ulama yang menjadikan ma’rifatul qolb sebagai dasar dan pedoman bagi orang-orang saleh yang ingin lebih mendekatkan dirinya kepada Allah.

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ
Sesungguhnya orang beriman itu, kalau berdosa, akan terbentuk bercak hitam di qalbunya. (H.R Ibnu Majah)
Namun ternyata banyak rintangan untuk mendekatkan hati kepada Allah. Karena godaan syaitan sangat luar biasa terhadap diri manusia.
Imam Al-Ghazali menggambarkannya dengan sebuah benteng yang dikepung oleh musuh yang berambisi memasuki dan menguasainya. Benteng tersebut tentu harus dijaga pintu-pintunya, guna menghindari desakan musuh yang bergerak menyerbunya. Namun orang yang tidak mengetahui pintu-pintunya tentu tidak dapat menjaganya. Maka demikian juga halnya dengan hati. Seseorang tidak mungkin dapat menjaganya bahkan juga mengusir syaitan yang menyerangnya melainkan dengan mengetahui pintu-pintu yang terdapat dalam hatinya tersebut. Pintu-pintu yang dapat dimasuki syaitan diantaranya adalah iri hati, dengki, ambisi, emosi, hawa nafsu (kemaksiatan), kemegahan (bermewah-mewah), cinta (lawan jenis), kesombongan, ketergesaan, dsb.
Dalam perumpamaan lain, syaitan itu digambarkan seperti seekor anjing lapar yang mendekati seorang insan. Jika ia tidak memegang suatu makanan seperti daging atau roti, maka akan dengan mudah mengusir anjing ini. Namun jika dalam genggaman tangannya terdapat daging, roti dan makanan lainnya, maka akan lebih sulit mengusir anjing tersebut. Perlu adanya kekuatan ekstra guna mengusirnya, dengan kekuatan tangan, kaki atau kayu dan tongkat, barulah ia dapat mengusir anjing itu. Demikian pula dengan hati yang dikuasai hawa nafsu serta jauh dari dzikrullah. Sudah barang tentu ia menjadi mangsa para syaitan yang kelaparan. Dan untuk mengusirnya juga diperlukan tenaga ekstra, berbeda dengan hati yang hampa dari nafsu.
Salah satu doa yang sering dibaca oleh nabi Muhammad SAW selepas shalat yang berkaitan dengan hati :
اَللّٰهُمَّ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلبِي عَلٰى دِيْنِكَ. اَللّٰهُمَّ مصرف القلوب صرّف قلوبنا على طا عتك (رواه مسلم)
Yaa Allah Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah kami untuk tetap mengikuti agamaMu. Yaa Allah dzat yang membuat hati berpaling, kokohkanlah hati kami untuk senantiasa taat kepada Mu.” (HR. Muslim)

Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, kenapa do’a tersebut yang sering beliau baca. Nabi SAW seraya menjawab :
يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ اَدَمِىُّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللهِ فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ
Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.” (HR. Tirmidzi no. 3522. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Dalam riwayat lain dikatakan :
إِنَّ الْقُلُو بَ   بِيَدِ الله عَزَّوَجَلَّ يُقَلَّبُهَا
Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.” (HR. Ahmad 3:257. Syaikh Syu’aib Al Arnuth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy atau kuat sesuai syarat Muslim)
“Qalbu berkarat karena dua hal yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnya pun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah.” (HR. Ibnu Ab’id dun ya Al-Baihaqi)

Pendidikan hati merupakan bagian penting dari pembinaan rohani yang ditekankan pada upaya pengembangan potensi jiwa manusia agar senantiasa dekat dengan Allah, cenderung kepada kebaikan dan menghindar dari kejahatan. Apabila ia telah melakukan suatu kejahatan, segeralah bertaubat.
Allah berfirman dalam QS. Qaf ayat 33 :
مَّنۡ خَشِيَ ٱلرَّحۡمَٰنَ بِٱلۡغَيۡبِ وَجَآءَ بِقَلۡبٖ مُّنِيبٍ ﴿٣٣﴾
(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat.”



BAB III
TAFSIR

Hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap tuannya.
Walaupun hati itu kecil dibanding bagian tubuh yang lain, namun baik tidaknya jasad tergantung pada hati. Akal dan kemampuan memahami, tetapi hati lah yang menjadi pusatnya. Sumbernya pun ada pada hati. Baiknya hati adalah dengan takut pada Allah, rasa khawatir pada siksaNya, bertakwa dan mencintaiNya. Jika hati itu rusak, tidak ada rasa takut pada Allah, tidak khawatir akan siksaNya, dan tidak mencintaiNya, maka seluruh  badan akan ikut rusak. Karena hati yang memegang kendali seluruh jasad. Jika pemegang kendali ini baik, maka baiklah yang dikendalikan. Jika ia rusak, maka rusaklah yang ia kendalikan. Seorang muslim hendaklah meminta pada Allah agar dikaruniai hati yang baik.
Namun ternyata banyak rintangan untuk mendekatkan hati kepada Allah. Karena godaan syaitan sangat luar biasa terhadap diri manusia. Rusaknya hati adalah dengan terjerumus pada perkara syubhat, terjatuh dalam maksiat dengan memakan yang haram. Bahkan seluruh maksiat bisa merusak hati, seperti dengan memandang yang haram, mendengar yang haram. Hendaklah kita melakukan sebab supaya baik hati kita. Namun baiknya hati tetap di tangan Allah.
Untuk mengetahui isi hati manusia memang sangatlah sulit, hanya Allah yang Maha Mengetahui segala isi hati, tetapi sebagai sesama manusia bisa menilai isi hati dengan melihat yang nampak, yaitu zhahirnya. Allah tidak melihat sekaya dan sesempurna apa tubuh manusia, tetapi Allah melihat apa saja yang manusia lakukan dan isi hati mereka. Seperti apapun manusia menyembunyikan segala hal, Allah tetap akan mengetahui, walaupun isi hati terdalam sekalipun. Entah seberapa banyak cara kita menyembunyikannya, Allah tetaplah Maha Mengetahui.
Tanda hati yang bersih bisa dilihat dari zhahirnya, yaitu orang yang bersabar terhadap segala hal yang menimpa mereka, mendirikan sembahyang dan menafkahkan sebagian dari rizkinya. Hati yang bersih dimiliki pula oleh orang mukmin dan orang beriman. Orang mukmin adalah yang memiliki ketenangan dalam hatinya agar keimanan mereka senantiasa bertambah. Ketika mereka mendengar nama Allah, hati mereka bergetar dan gemetar karena takut pada Allah. Ketika mengingat Allah, menjadi tenanglah kulit dan hati mereka. Ketika dibacakan ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka. Dan hanya pada Allah mereka bertawakal. Hati berkarat karena dua hal, yaitu lalai dan dosa. Dan pembersihnya pun dengan dua hal yaitu istighfar dan dzikrullah.
Allah pun Maha membolak-balikkan hati, sehingga kita sebagai manusia harus terus berusaha dan berdoa agar hati ini senantiasa kokoh untuk taat kepada Allah, selalu diteguhkan untuk tetap mengikuti agama Allah. Nabi Muhammad pun senantiasa berdo’a untuk hatinya karena yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.
Pada hari pembangkitan, baik itu harta ataupun hal lain tidaklah berguna, karena Allah hanya melihat pada hati yang bersih. Orang yang hatinya tenang, bersih, dan suci akan puas karena di ridhai Allah. Allah akan memasukkannya pada jama’ah hamba-hambanya di surga.


D.     
DAFTAR PUSTAKA

An-Najjar Zaghlul, Prof, Dr, 2011. Sains dalam Hadis, Jakarta : Amzah.
Syaikh Muqbil bin Hadi Alwadi’i, 2011. Shahih Asbabun Nuzul, Yogyakarta : Bintang


[1] yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar