Senin, 12 Juni 2017

Bersyukur by Maya Handayani



STUDI TAFSIR TARBAWI (BERSYUKUR)
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Tarbawi
Dosen pengampu:  Bapak Abdullah Maksum, Alh., S.Pd.I






Disusun oleh:
Maya Handayani  (2015010156)
PAI 4C

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH  DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2016/2017



                                                                                                                                        

BERSYUKUR
A.    KAJIAN AYAT AL-QUR’AN TENTANG BERSYUKUR
1.      Q.S Luqman (31) Ayat 12

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ ۚ
  وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ﴿12﴾
Dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”
Ayat ini merupakan ayat Makiyah, tema utamanya adalah mengajarkan ajakan kepada tauhid dan kepecayaan akan niscaya Kiamat serta pelaksanaan prinsip-prinsip dasar agama.
Sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman. (Luqman: 12) Bahwa yang dimaksud dengan hikmah ialah pengetahuan tentang agama Islam, dan dia bukanlah seorang nabi yang diberi wahyu.
Firman Allah Swt:                                                                    
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمَنَ الْحِكْمَةَ
dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman. (Luqman: 12)
أَنِ اشْكُرْ لِلّهِ
Yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah.” (Luqman: 12)
Kami perintahkan kepadanya untuk bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia anugerahkan kepadanya berupa keutamaan yang secara khusus hanya diberikan kepadanya, bukan kepada orang lain yang sezaman dengannya.
وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَ يَشْكُرُ لِنَفْسِه
Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri. (Luqman: 12). Artinya, sesungguhnya manfaat dan pahala dari bersyukur itu kembali kepada para pelakunya, karena ada firman Allah Swt. yang menyebutkan:
وَمَنْ عَمِلَ صَا لِحًا فَلِاَ نْفَسِهِمْ يَمْحَدُوْنَ
Dan barang siapa yang beramal saleh, maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). (Ar-Rum: 44)

Adapun firman Allah Swt:
وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. (Luqman: 12)
yaitu Mahakaya, tidak memerlukan hamba-hamba-Nya. Dia tidak kekurangan, walaupun mereka tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Seandainya semua penduduk bumi ingkar kepada nikmat-Nya, maka sesungguhnya Dia Mahakaya dari selain-Nya, tidak ada Tuhan selain Dia, dan kami tidak menyembah selain hanya kepada-Nya.

2.      Q.S Ibrahim (14) Ayat 7
وَإِدْ تَأَذَّنَ رَبَّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ  وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيْدٌ ﴿7
7.  Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ

Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan. (Ibrahim: 7)
Yakni memper maklumatkan dan memberitahukan kepada kalian janji-Nya kepada kalian. Dapat pula diartikan bahwa dan tatkala Tuhan kalian bersumpah dengan menyebut keagungan, kebesaran, dan kemuliaan nama-Nya. Ayat tersebut sama maknanya dengan firman-Nya:
وَإِذْ تَأذَّنَ رَبُّك لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمَ الْقِيَمَةِ مَنْ يَّسُو مُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ
167.  Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa Sesungguhnya dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya.
Firman Allah Swt.:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَ زِيدَ نَّكُمْ
Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian. (Ibrahim: 7)
Sesungguhnya jika kalian mensyukuri nikmat-Ku yang telah Kuberikan kepada kalian, pasti Aku akan menambahnya bagi kalian.
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ
Dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku). (Ibrahim: 7)
Maksudnya, jika kalian mengingkari nikmat-nikmat itu dan kalian menyembunyikannya serta tidak mensyukurinya.
إِنَّ عَذَابِ لَشَدِيدٌ
Maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim: 7)
Yaitu dengan mencabut nikmat-nikmat itu dari mereka, dan Allah menyiksa mereka karena mengingkarinya. Di dalam sebuah hadits disebutkan:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزٌقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalang dari rezeki(nya) disebabkan dosa yang dikerjakannya.





3.      Q.S An-Nahl (16) Ayat 78
وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَرَ وَاْلأَفْئَدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ﴿78
78.  Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
قُلْ هُوَ الَّذِى أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَرَ وَاْلأَفْئِدَةَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ ﴿23 قُلْ هُوَ الَّذِى ذَرَأَكُمْ فِى اْلأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ ﴿24
23.  Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
24.  Katakanlah: "Dia-lah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan Hanya kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan".

Allah Swt mengingatkan hamba-hamba-Nya agar melihat burung yang telah ditundukkan berada di antara langit dan bumi. Bagaimana Allah menjadikannya dapat terbang dengan kedua sayapnya diantara langit dan bumi, mengudara di angkasa. Tiada yang menahannya di udara kecuali Allah Swt. yang dengan kekuasaan-Nya Dia membekali burung-burung itu dengan kekuatan yang dapat membuatnya berbuat demikian, dan Allah menundukkan udara untuk dapat membawanya terbang di udara. Hal ini diungkapkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَفَّتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَنُ ۚ إِنَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ بَصِيرٌ ﴿19
19.  Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya dia Maha melihat segala sesuatu.

4.      Q.S Al-Baqarah (2) Ayat 152
فَاذْكُرُونِى أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿98
152.  Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

[98]  Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Allah Swt. memerintahkan bersyukur dan menjanjikan pahala bersyukur berupa tambahan kebaikan dari-Nya. Seperti yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابىِ لَشَدِيدٌ ﴿7
7.  Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.





B.     KAJIAN HADITS TENTANG BERSYUKUR

1.      H.R Bukhari-Muslim

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ (مُتَّفَقُ عَلَيْهِ)
Dari Abu Hurairah radhiyallhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan jangan lihat orang yang berada di atas kamu, karena dengan begitu kamu tidak meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kamu.” (H.R Bukhari-Muslim)
Penjelasan:
Hadits tersebut menjelaskan cara untuk membantu seseorang mensyukuri nikmat. Demikian juga mendorong seseorang agar bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dengan mengakui nikmat-nikmat-Nya, menyebut nikmat itu, menggunakannya untuk ketaatan kepada-Nya serta mengerjakan segala sebab yang membantu untuk bersyukur, dimana salah satunya adalah dengan melakukan seperti yang disebutkan dalam hadits atas.

2.      Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِى الْعَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ جِسْمَكَ وَنُرْوِيكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
“Sungguh nikmat yang akan ditanyakan pada hamba pertama kali pada hari kiamat kelak adalah dengan pertanyaan: “Bukankah kami telah memberikan kesehatan pada badanmu dan telah memberikan padamu air yang menyegarkan?” (HR. Tirmidzi no. 3358. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

3.      HR. Bukhari

عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْغَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 5933).
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan: “Kenikmatan adalah keadaan yang baik. Ada yang mengatakan, kenikmatan adalah manfaat yang dilakukan dengan bentuk melakukan kebaikan untuk orang lain”. (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari penjelasan hadits no. 5933).

4.      H.R Muslim no. 5264

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّىمَ أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا اِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ اَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ قَالَ أَبُوْ مُعَا وِيَةَ عَلَيْكُمْ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah dia berkata: “Rasulullah Saw bersabda: “Pandanglah orang yang berada di bawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih baik membuat kalian tidak mengkufuri nikmat Allah.” (H.R Muslim no. 5264)

5.      H.R Ahmad no. 9982

عَنِ اْلأَشْعَبِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَىلَّمَ اِنَّ اَشْكَرَ النَّاسِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ أَشْكَرُ هُمْ لِنَّاسِ. وَ فِى رِوَايَةٍ أُخْرٰى لاَيَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ (رواه أحمد و صحه الترمذى)
Dari Asy’ab bin Qais bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling banyak berterima kasih kepada sesama manusia.” (H.R Ahmad no. 9982, disahihkan at-Tirmidzi dan lain-lain).

KESIMPULAN
Kata syukur berasal dari bahasa Arab, berasal dari kata  شكر – يشكر – شكرا yang berarti berterima kasih kepada atau dari kata lain ) شكرا fi’il madi) yang berarti pujian atau ucapan terima kasih atau penyataan terima kasih. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia syukur memiliki dua arti yang pertama, syukur berarti rasa berterima kasih kepada Allah dan yang ke dua, syukur berarti untunglah atau merasa lega atau senang. يشكر (fi’il Mudoreh) yang berarti orang yang sedang bersyukur.
            Mengapa manusia harus bersyukur kepada Allah Swt? Karena Allah telah memberikan segala nikmatnya untuk manusia dari proses penciptaannya, pendengaran, penglihatan serta disokongnya berlangsungnya kehidupan manusia dengan manfaat-manfaat makanan dan minuman serta rezeki yang besar bagi umatnya lantas mengapa manusia tidak bersyukur. Cara kita untuk bersyukur yaitu ada tiga bagian syukur dengan hati, syukur dengan lisan serta syukur dengan perbuatan. Syukur dengan hati mengharuskan yang bersyukur menyadari betapa besar kemurahan, dan kasih sayang Allah sehingga terlontar dari lidahnya pujian kepada-Nya. Syukur dengan lisan adalah “Alhamdulillah” yaitu segala puji bagi Allah. Syukur dengan perbuatan yaitu dengan bekerja adalah menggunakan nikmat yang diperoleh itu sesuai dengan tujuan penciptaan.
            Balasan yang diberikan Allah Swt untuk orang yang bersyukur yaitu manfaat kesyukuran itu untuk dirinya sendiri, dan apabila orang terebut ingin balasan berupa pahala di dunia maka Allah akan memberikannya serta Allah akan menambahkan nikmat bagi orang yang bersyukur lain hal jika orang tersebut kufur maka Allah akan menyiksa dengan sangat pedih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar