STUDI TAFSIR TARBAWI (BERSYUKUR)
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah
Tafsir Tarbawi
Dosen pengampu: Bapak Abdullah Maksum, Alh., S.Pd.I
Disusun oleh:
Maya Handayani (2015010156)
PAI 4C
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS
AL-QUR’AN JAWA TENGAH
DI WONOSOBO
2016/2017
BERSYUKUR
A.
KAJIAN AYAT AL-QUR’AN TENTANG BERSYUKUR
1.
Q.S Luqman (31) Ayat 12
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا
لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهٖ ۚ
وَمَنْ
كَفَرَ فَاِنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ﴿12﴾
Dan sungguh, telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu,
“Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak
bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji.”
Ayat
ini merupakan ayat Makiyah, tema utamanya adalah mengajarkan ajakan kepada
tauhid dan kepecayaan akan niscaya Kiamat serta pelaksanaan prinsip-prinsip
dasar agama.
Sehubungan
dengan makna firman-Nya: Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada
Luqman. (Luqman: 12) Bahwa yang dimaksud dengan hikmah ialah pengetahuan
tentang agama Islam, dan dia bukanlah seorang nabi yang diberi wahyu.
Firman Allah Swt:
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا
لُقْمَنَ الْحِكْمَةَ
dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman. (Luqman: 12)
أَنِ اشْكُرْ لِلّهِ
Yaitu,
“Bersyukurlah kepada Allah.” (Luqman: 12)
Kami perintahkan
kepadanya untuk bersyukur kepada Allah atas apa yang telah Dia anugerahkan
kepadanya berupa keutamaan yang secara khusus hanya diberikan kepadanya, bukan
kepada orang lain yang sezaman dengannya.
وَمَنْ يَّشْكُرْ
فَاِنَّمَ يَشْكُرُ لِنَفْسِه
Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri. (Luqman: 12). Artinya, sesungguhnya manfaat
dan pahala dari bersyukur itu kembali kepada para pelakunya, karena ada firman
Allah Swt. yang menyebutkan:
وَمَنْ عَمِلَ صَا لِحًا
فَلِاَ نْفَسِهِمْ يَمْحَدُوْنَ
Dan barang siapa yang beramal saleh, maka untuk diri mereka sendirilah
mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). (Ar-Rum: 44)
Adapun firman Allah Swt:
وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ
اللهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. (Luqman: 12)
yaitu Mahakaya, tidak memerlukan hamba-hamba-Nya. Dia
tidak kekurangan, walaupun mereka tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya.
Seandainya semua penduduk bumi ingkar kepada nikmat-Nya, maka sesungguhnya Dia
Mahakaya dari selain-Nya, tidak ada Tuhan selain Dia, dan kami tidak menyembah
selain hanya kepada-Nya.
2.
Q.S Ibrahim (14) Ayat 7
وَإِدْ تَأَذَّنَ
رَبَّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيْدٌ ﴿7﴾
7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ
Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu
memaklumkan. (Ibrahim: 7)
Yakni memper maklumatkan dan memberitahukan
kepada kalian janji-Nya kepada kalian. Dapat pula diartikan bahwa dan tatkala
Tuhan kalian bersumpah dengan menyebut keagungan, kebesaran, dan kemuliaan
nama-Nya. Ayat tersebut sama maknanya dengan firman-Nya:
وَإِذْ تَأذَّنَ رَبُّك
لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمَ الْقِيَمَةِ مَنْ يَّسُو مُهُمْ سُوءَ
الْعَذَابِ
167. Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa Sesungguhnya dia akan mengirim kepada
mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan
kepada mereka azab yang seburuk-buruknya.
Firman Allah Swt.:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَ
زِيدَ نَّكُمْ
Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian. (Ibrahim: 7)
Sesungguhnya jika kalian mensyukuri nikmat-Ku yang telah Kuberikan
kepada kalian, pasti Aku akan menambahnya bagi kalian.
وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ
Dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku). (Ibrahim: 7)
Maksudnya, jika kalian mengingkari nikmat-nikmat itu dan kalian
menyembunyikannya serta tidak mensyukurinya.
إِنَّ عَذَابِ لَشَدِيدٌ
Maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
(Ibrahim: 7)
Yaitu dengan mencabut nikmat-nikmat itu dari mereka, dan Allah
menyiksa mereka karena mengingkarinya. Di dalam sebuah hadits disebutkan:
إِنَّ الْعَبْدَ
لَيُحْرَمُ الرِّزٌقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
Sesungguhnya seorang hamba benar-benar
terhalang dari rezeki(nya) disebabkan dosa yang dikerjakannya.
3.
Q.S An-Nahl (16) Ayat 78
وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ
بُطُونِ أُمَّهَتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَرَ
وَاْلأَفْئَدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ﴿78﴾
78. Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
قُلْ هُوَ الَّذِى
أَنْشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَرَ وَاْلأَفْئِدَةَ ۗ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
﴿23﴾ قُلْ هُوَ الَّذِى ذَرَأَكُمْ فِى اْلأَرْضِ وَإِلَيْهِ تُحْشَرُونَ ﴿24﴾
23. Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan
kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi)
amat sedikit kamu bersyukur.
24. Katakanlah:
"Dia-lah yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan Hanya
kepada-Nya-lah kamu kelak dikumpulkan".
Allah Swt mengingatkan hamba-hamba-Nya agar melihat burung yang
telah ditundukkan berada di antara langit dan bumi. Bagaimana Allah menjadikannya
dapat terbang dengan kedua sayapnya diantara langit dan bumi, mengudara di
angkasa. Tiada yang menahannya di udara kecuali Allah Swt. yang dengan
kekuasaan-Nya Dia membekali burung-burung itu dengan kekuatan yang dapat
membuatnya berbuat demikian, dan Allah menundukkan udara untuk dapat membawanya
terbang di udara. Hal ini diungkapkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى
الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَفَّتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا
الرَّحْمَنُ ۚ إِنَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ بَصِيرٌ ﴿19﴾
19. Dan apakah mereka tidak memperhatikan
burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak
ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya dia Maha
melihat segala sesuatu.
4.
Q.S Al-Baqarah (2) Ayat 152
فَاذْكُرُونِى
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِى وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿98﴾
152. Karena itu, ingatlah
kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu[98], dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
[98]
Maksudnya: Aku limpahkan rahmat dan ampunan-Ku kepadamu.
Allah Swt. memerintahkan bersyukur dan
menjanjikan pahala bersyukur berupa tambahan kebaikan dari-Nya. Seperti yang
disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
وَإِذْ تَأَذَّنَ
رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابىِ لَشَدِيدٌ ﴿7﴾
7. Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
B.
KAJIAN HADITS TENTANG BERSYUKUR
1. H.R Bukhari-Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اُنْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا
إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ
عَلَيْكُمْ (مُتَّفَقُ عَلَيْهِ)
Dari Abu Hurairah radhiyallhu ‘anhu ia berkata, “Rasulullahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Lihatlah orang yang berada di bawah kamu, dan
jangan lihat orang yang berada di atas kamu, karena dengan begitu kamu tidak
meremehkan nikmat Allah yang diberikan-Nya kepada kamu.” (H.R
Bukhari-Muslim)
Penjelasan:
Hadits tersebut menjelaskan cara untuk membantu seseorang mensyukuri
nikmat. Demikian juga mendorong seseorang agar bersyukur kepada Allah Subhaanahu
wa Ta’ala dengan mengakui nikmat-nikmat-Nya, menyebut nikmat itu,
menggunakannya untuk ketaatan kepada-Nya serta mengerjakan segala sebab yang
membantu untuk bersyukur, dimana salah satunya adalah dengan melakukan seperti
yang disebutkan dalam hadits atas.
2. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُسْأَلُ عَنْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
يَعْنِى الْعَبْدَ مِنَ النَّعِيمِ أَنْ يُقَالَ لَهُ أَلَمْ نُصِحَّ لَكَ
جِسْمَكَ وَنُرْوِيكَ مِنَ الْمَاءِ الْبَارِدِ
“Sungguh
nikmat yang akan ditanyakan pada hamba pertama kali pada hari kiamat kelak
adalah dengan pertanyaan: “Bukankah kami telah memberikan kesehatan pada badanmu
dan telah memberikan padamu air yang menyegarkan?” (HR. Tirmidzi no. 3358.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
3. HR. Bukhari
عَنِ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا
كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْغَرَاغُ
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat
dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 5933).
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan: “Kenikmatan adalah
keadaan yang baik. Ada yang mengatakan, kenikmatan adalah manfaat yang
dilakukan dengan bentuk melakukan kebaikan untuk orang lain”. (Fathul Bari
Syarh Shahih Bukhari penjelasan hadits no. 5933).
4. H.R Muslim no. 5264
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّىمَ أُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ اَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوْا
اِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ اَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللهِ
قَالَ أَبُوْ مُعَا وِيَةَ عَلَيْكُمْ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah dia berkata: “Rasulullah Saw bersabda: “Pandanglah
orang yang berada di bawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian,
itu lebih baik membuat kalian tidak mengkufuri nikmat Allah.” (H.R Muslim no.
5264)
5. H.R Ahmad no. 9982
عَنِ اْلأَشْعَبِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَىلَّمَ اِنَّ اَشْكَرَ النَّاسِ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ
أَشْكَرُ هُمْ لِنَّاسِ. وَ فِى رِوَايَةٍ أُخْرٰى لاَيَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ (رواه أحمد و صحه الترمذى)
Dari Asy’ab bin Qais bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
manusia yang paling bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling banyak
berterima kasih kepada sesama manusia.” (H.R Ahmad no. 9982, disahihkan at-Tirmidzi
dan lain-lain).
KESIMPULAN
Kata syukur berasal dari bahasa Arab,
berasal dari kata شكر – يشكر – شكرا yang berarti berterima kasih kepada atau
dari kata lain ) شكرا fi’il madi) yang berarti pujian atau ucapan terima
kasih atau penyataan terima kasih. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia
syukur memiliki dua arti yang pertama, syukur berarti rasa berterima kasih
kepada Allah dan yang ke dua, syukur berarti untunglah atau merasa lega atau
senang. يشكر (fi’il Mudoreh) yang berarti orang yang
sedang bersyukur.
Mengapa
manusia harus bersyukur kepada Allah Swt? Karena Allah telah memberikan segala
nikmatnya untuk manusia dari proses penciptaannya, pendengaran, penglihatan
serta disokongnya berlangsungnya kehidupan manusia dengan manfaat-manfaat
makanan dan minuman serta rezeki yang besar bagi umatnya lantas mengapa manusia
tidak bersyukur. Cara kita untuk bersyukur yaitu ada tiga bagian syukur dengan
hati, syukur dengan lisan serta syukur dengan perbuatan. Syukur dengan hati
mengharuskan yang bersyukur menyadari betapa besar kemurahan, dan kasih sayang
Allah sehingga terlontar dari lidahnya pujian kepada-Nya. Syukur dengan lisan
adalah “Alhamdulillah” yaitu segala puji bagi Allah. Syukur dengan perbuatan
yaitu dengan bekerja adalah menggunakan nikmat yang diperoleh itu sesuai dengan
tujuan penciptaan.
Balasan
yang diberikan Allah Swt untuk orang yang bersyukur yaitu manfaat kesyukuran
itu untuk dirinya sendiri, dan apabila orang terebut ingin balasan berupa
pahala di dunia maka Allah akan memberikannya serta Allah akan menambahkan
nikmat bagi orang yang bersyukur lain hal jika orang tersebut kufur maka Allah
akan menyiksa dengan sangat pedih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar