TAFSIR TARBAWI (COBAAN ATAU UJIAN)
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir
Tarbawi
Dosen pengampu: Bapak Abdullah Maksum, Alh.,S.Pdi
Disusun oleh:
FAJRIYATUN DZAKIYAH
PAI 4C
2015010194
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN(UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2017
UJIAN DAN COBAAN
A. KAJIAN AYAT
AL-QUR'AN TENTANG UJIAN DAN COBAAN
وَلَنَبْلُوَ نَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ
وَنَقْصِ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِرِ الصَّبِرِيْنَ.
الَّذِ يْنَ إِذَا أَصَا بَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَاِنَّا
إِلَيْهِ رَا جِعُوْنَ. أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةُ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ.
Dan sungguh akan kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang
Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.(QS.Al-Baqarah:155-157)
Allah SWT memberitahukan bahwa Dia pasti akan menimpakan
cobaan kepad hamba-hambanya untuk melatih dan menguji mereka dengan maksud dan
tujuan tertentu ada yang diuji karena hendak diangkat derajatnya, ada yang
diuji teguran atas perbuatan yang melampaui batas, ada yang di uji dalam bentuk
azab yang sangat besar dan lain sebagaianya . Seperti dalam firman lain :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتًى نَعْلَمَ الْمُجَا هِدِ يْنَ
مِنْكُمْ وَالصَّا بِرِيْنَ وَنَبْلُوَا أَخْبَارَكُم
Dan
Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan
(baik buruknya) hal ihwalmu.(QS.Muhammad:31)
Ujian dan cobaan yang Allah SWT
berikan adakalanya berupa kesenangan maka harus senantiasa untuk bersyukur
maupun kesengsaraan maka harus persiapkan diri dengan bersabar semisal rasa takut
dan rasa lapar, seperti firman-Nya : an-nahl : 112
فَأَذَا قَهَا اللهُ لِبَاسَ الْجُوْعِ
وَالْخَوْفِ
Karena
itu, Allah merasakan kepad mereka pakaian kelaparan dan ketakutan. (QS.An-Nahl:112)
Allah SWT menerangkan bahwa
orang-orang yang sabar yang mendapatkan pahala yaitu orang yang mendapatkan
musibah dan mereka mengucapkan "inna lillahi wa inna ilaihi raji'un"
yang disebutkan dalam firman Allah SWT :
الَّذِ يْنَ إِذَا أَصَا بَتْهُمْ
مُصِبَةٌ قَا لُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah, mereka mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi
raji'un.(QS.Al-Baqarah:156)
Disini para Ulama membagi sabar
menjadi tiga macam yaitu, :
1.
Sabar untuk menjalankan
perintah Allah SWT, karena perintah Allah yang terlalu banyak maka diperlukan kesabaran yang cukup
tinggi.
2.
Sabar dalam
meninggalkan larangan Allah, hawa nafsu manusia mengatakan apa yang dilarang
Allah itu selalu menyenangkan dan asyik bagi manusia semisal mabuk, zina,
narkoba dan lain sebagainya, semua itu merupakan larangan dari Allah tetapi
disukai oleh manusia
3.
Sabar dalam
menerima musibah dari Allah, musibah suatu yang paling tidak menyenangkan dan
harus dihadapi dengan hati yang tenang dan sikap yang sabar.
Jadi mereka
dapat menghibur dirinya dengan mengucapkan kalimat tersebut(inna lillahi wa
inna ilaihi roji'un) dikala mendapatkan musibah dan mereka yakin bahwa diri
mereka milik Allah SWT dan mereka yakin kalau Allah akan memberikan cobaan
serta ujian sesuai kemampuan hamba-hambaNya dan Allah tidak akan menyia-nyiakan
pahala di sisi-Nya seberat biji sawipun di akherat kelak.
Amirul Muminin Umar Ibnu Khattab r.a
pernah mengatakan bahwa sebaik-baiknya pahala yaitu yang disebutkan dalam
firmanNya : mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhannya. (al-Baqarah : 157) kedua pahala tersebut adalah berkah dan
rahmat yang sempurna.
B. KAJIAN HADIST
TENTANG UJIAN DAN COBAAN
sehubungan dengan pahala yang
disebutkan di atas berikut hadist-hadist pahala saat tertimpa musibah,
1. HR. Ibnu Majah
عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَ إِنَّ اللَّهَ
إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَا هُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ
فَلَهُ السُّخْطُ
"Besarnya pahala
sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu
kaum maka dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barang siapa yang
ridha(menerima cobaan tersebut) maka baginya keridhaan (Allah), dan barang
siapa murka maka baginya kemurkaan (Allah)."(HR. Ibnu Majah)
2. HR. Bukhari
مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَاهَمٍّ
وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمَّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا
كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَا يَاهُ
"Tidaklah seorang
muslim tertimpa kecelakaan, kemiskinan, kegundahan, kesedihan, kesakitan maupun
keduka-citaan bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya Allah akan menghapus
dosa-dosanya dengan apa yang menimpanya itu."(HR. Bukhari)
3. HR. Ibnu Majah
عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدِ عَنْ أَبِيْهِ سَعْدِ بْنِ اَبِي
وَقَّاصٍ قَا لَ قُلْتُ يَا رَسُوْ لَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً قَالَ
اَلْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَا لْأَمْثَلُ يُبْتَلَى الْعَبْدُ عَلَى حَسَبِ
دِيْنِهِ فَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَا ؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي
دِيْنِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ
حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيْئَةٍ
"Dari Mush'ab bin Sa'd dari
ayahnya Sa'd bin Abu Waqash dia berkata, saya bertanya, "Wahai Rasulullah
siapakah orang yang paling keras cobaannya?" beliau menjawab : "Para
Nabi, kemudian kalangan selanjutnya (yang lebih utama) dan selanjutnya. Seorang
hamba akan diuji sesuai kadar agamanya (keimanannya). Jika keimanannya kuat
maka cobaannya pun akan semakin berat. Jika keimanannya lemah maka ia akan
diuji sesuai dengan kadar imannya. Tidaklah cobaan ini akan diangkat dari seorang
hamba hingga Allah membiarkan mereka berjalan di muka bumi dengan tanpa
dosa,"(HR. Ibnu Majah)
4. HR. Muslim
مَا مِنْ مُسْلِمِ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضِ فَمَا
سِوَاهُ إِلَّا حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَا تِهِ كَمَا تَحُطُّ الشَّجَرَةُ
وَرَقَهَا
"Tidak ada seorang
muslim yang tertimpa cobaan berupa sakit maupun selainnya, melainkan dihapuskan
oleh Allah Ta'ala dosa-dosanya, seperti sebatang pohon yang menggugurkan
daunnya."(HR. Muslim)
5. HR. Bukhari
تَعَوَّذ ُوْابِا للَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَ رَكِ
الشَّقَاءِ وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشَمَا تَةِ الْأَعْدَاءِ
"Mintalah perlindungan kepada Allah dari cobaan yang menyulitkan,
kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian
musuh."(HR.Bukhari)
Kesimpulan :
Menurut fatsir Jalalayn: (dan
sungguh kami akan memberimu cobaaan berupa sedikit ketakutan)terhadap
musuh,(kelaparan)paceklik, (kekurangan harta) disebabkan datangnya malapetaka,
(dan jiwa) disebabkan pembunuhan, kematian dan penyakit, serta
(buah-buahan)karena bahaya kekeringan, artinya kami akan menguji kamu, apakah
kamu sabar atau tidak. Dan sampaikan berita gembira kepada oramg-orang yang
sabar bahwa mereka akan menerima ganjaran kesabaran berupa syurga.
Jadi, Allah SWT
akan memberikan cobaan dan ujian kepada hamba-hambaNYa sesuai kemampuan mereka,
dan Allah tidak hanya memberi cobaan dikala sengsara tetapi bisa juga dikala
kesenangan, Allah hanya ingin menguji seberapa sabar kamu menerima musibah yang
Allah berikan, dan sampai mana kamu ingat Allah dikala cobaan dalam kesenangan
yang Allah berikan, dan bagi mereka yang tetap bersabar serta selalu mengingat
dan percaya kepad Allah dan selalu mengucapkan kalimat istirja' (inna lillahi
wa inna ilaihi rajiun)setiap tertimpa musibah, Allah akan memberikan balasan
berupa hidayah (petunjuk) dan dijanjikan surga baginya karena Allah selalu
bersama orang-orang yang sabar. Karena ujian dan cobaan tidak bisa dihindari
dan harus di hadapi maka hal yang harus di perhatikan yaitu ada dua hal yang
pertama menerima dalam kondisi beriman disini seseorang yang bisa menerima
cobaan dengan sabar dan lapang maka sudah pasti dia lolos dan bisa melewati
cobaan tersebut karena Allah tidak akan memberikan cobaan dan ujian di batas
kemampuan hambaNya, dan yang kedua yaitu menerima dalam kondisi tidak beriman maksudnya
dalam menerima cobaan dan ujian dia malah menggunakan cara yang salah dan tidak
mau berserah diri kepada Allah dan tidak bersabar.
Ujian dan cobaan tidak hanya dalam bentuk kesengsaraan
seperti kemeiskinan, sakit dan lain-lain tetapi bisa juga dalam hal kesenangan
seperi harta yang melimpah dalam hal ini juga cobaan dan ujian karena apakan
seorang hamba bisa menjalani dan menggunakan harta itu untuk kebaikan dan di
jalan yang benar dan digunakan dalam hal-hal yang benar seperti mengeluarkan
zakat, dan membayar kewajiaban lain.
Jika kita dapat bersabar dalam menghadapi cobaan dan
ujian yang Allah berikan maka, ada beberapa nilai posifit yang bisa diambil
yaitu :
1. Dapat terhindar dari bencana dan
malapetakayang disebabkan oleh hawa nafsu dan amarah.
2. Dapat mengambil pelajaran dari setiap
peristiwa yang terjadi.
3. Dapat melatih diri mengendalikan hawa nafsu
4. Disayang Allah, orang tua, guru dan teman
sebaya karena kita bisa sabar dalam mengadapi cobaan dan ujian yang Allah
berikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar