STUDI TAFSIR TARBAWI
KUNCI IBADAH ADALAHBERSIH DAN SUCI
Dosen
Pengampu : Abdullah Maksum, Alh., S. Pd. I.
Disusun
Oleh :
Diyah
Uswatun Chasanah (201501090)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH (UNSIQ)
di WONOSOBO
2017
A.
AYAT AL-QUR’AN:
1.
Surah Al-Baqarah ayat 222.
..... اِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ
الْمُتَطَهِّرِيْنَ .
222. ..........
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqarah : 222)
àSurah Al-Baqarah merupakan surah yang turun ke-87. Surah Al-Baqarah
adalah surah ke-2 dalam al-Qur’an. Surah Al-Baqarah termasuk surah Madaniyah,
dan memiliki 286 ayat.
2.
Surah At-Taubah ayat 108.
..... فِيْهِ رِجَالٌ يُحِبُّوْنَ اَنْ يَّتَطَهَّرُوْا ۗ وَاللهُ
يُحِبُّ الْمُطَّهِرِيْنَ .
108. ........ di dalamnya
mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bersih. (QS. At-Taubah : 108)
à Surah At-Taubah merupakan surah yang turun ke-113. Surah At-Taubah
adalah surah ke-9 dalam al-Qur’an. Surah At-Taubah termasuk surah Madaniyah,
dan memiliki 129 ayat.
3.
QS. Al-Maidah ayat 6.
ياَ يُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلـوةِ
فَاغْسِلُوْاوُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِ يَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُـوْا بِرُءُوْسِكُمْ
وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِ ۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْا ۗ وَاِنْ
كُنْتُمْ مَرْضى اَوْعَلى سَفَرٍاَوْجَاءَ اَحَدٌمِّنْكُمْ مِّنَ الْغَا ئِطِ اَوْلَمـَسْتُمُ
النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوْامَاءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْابِوُجُوْهِكُمْ
وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗ مَايُرِيْدُاللهُ لِيِجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلكِنْ
يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَه عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
.
6. Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah
yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Maidah : 6)
à Surah Al-Maidah merupakan surah yang turun ke-112. Surah Al-Maidah
adalah surah ke-5 dalam al-Qur’an. Surah Al-Maidah termasuk surah Madaniyah,
dan memiliki 120 ayat.
4.
QS. Al-Hajj ayat 23.
..... يُحَلَّوْنَ فِيْهَامِنْ أَسَاوِرَمِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا ۖ
وَلِبَاسُهُمْ فِيْهَاحَرِيْرٌ.
23.
Di dalam surge itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan
mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera.
àSurah
Al-Hajj merupakan surah yang turun ke-103. Surah Al-Hajj adalah surah ke-22
dalam al-Qur’an. Surah Al-hajj termasuk surah Madaniyah, dan memiliki 78 ayat.
B.
HADITS:
Islam itu bersih:
اَلْاِسْلَامُ نَظِيْفٌ فَـتَنَظَّفُوْا فَاِنَّهُ
لَايَدْخُلُ الُجَنَّةّ اِلَّانَظِيْفٌ.
Islam itu bersih maka bersihkanlah dirimu karena
sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang yang bersih. (H.R. Ath-Thabarani
dan Al-Khatibi)
Kebersihan menyeru kepada iman:
تَخَلَّلُوْافَاِنَّهُ نَظَافَةُ وَالنَّظَافَةُ
تَدْعُوْا اِلَى الْاِيْمَانِ وَالْاِيْمَانُ مَعَ صَاحِبِهِ فِى الْجَنَّةِ .
Buanglah sisa-sisa makanan di gigimu, karena perbuatan itu kebersihan,
dan kebersihan itu menyeru kepada iman. (H.R. Ath-Thabrani: Al-Muntakhab 2:45)
Allah tidak menerima sholat kecuali suci:
لَايَفْبَلُ اللهُ صَلَاةَ اَحَدِ كُمْ اِذَا اَحْدَ ثَ
حَتّى يَتَوَضَّأَ.
Allah tidak menerima sembahyang seseorang, apabila ia berhadas, sehingga
ia berwudhu. (H.R. Bukhari Muslim, Umdatul Ahkam 1:10)
Dudukpun dalam keadaan selamat:
عَنْ
أَبِيْ أُمَامَةَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم
قَالَ : أَيُّمَارَجُلٍ قَامَ إِلَى وُضُوْئِهِ يُرِيْدُ الصَّلَاةَ ، ثُمَّ غَسَلَ كَفَّيْهِ نَزَ
لَتْ خَطِيْئَتُهُ مِنْ كَفَّيْهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ ، فَإِ ذَا مَضْمَضَ
وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ نَزَ لَتْ خَطِيْئَتُهُ مِنْ لِسَانِهِ وَشَفَتَيْهِ
نَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ ، فَإِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ نَزَلَتْ خَطِيْئَتُهُ مِنْ
سَمْعِهِ وَبَصَرِهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ ، فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى
الْمِرْفَقَيْنِ وَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ سَلِمَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ هُوَ
لَهُ وَمِنْ كُــلِّ خَطِيْئَةٍ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَ تْهُ أُمُّهُ ، قَالَ
: فَإِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ رَفَعَ اللهُ بِهَا دَرَجَتَهُ وَإِنْ قَعَدَ
قَعَدَ سَالِمًا .
Dari Abu Umamah r.a., bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Siapa saja
orangnya yang pergi untuk berwudhu untuk shalat kemudian membasuh kedua telapak
tangannya, keluarlah dosa-dosanya dari kedua telapak tangannya bersama tetesan
air yang pertama. Apabila ia berkumur-kumur, beristinsyaq dan beristintsar,
keluarlah dosa-dosanya dari lidah dan kedua bibirnya bersama tetesan air yang
pertama. Apabila ia membasuh wajahnya, keluarlah dosa-dosanya dari telinga dan
matanyabersama tetesan air yang pertama. Apabila ia membasuh kedua tangannya
sampai dua siku dan kedua kakinya sampai kedua mata kaki, maka ia selamat dari
setiap dosanya dan dari setiap kesalahannya seperti keadannya sewaktu ia
dilahirkan oleh ibunya.” Beliau bersabda, “Apabila ia berdiri untuk shalat,
Allah mengangkat derajatnya dengan sebab wudhunya, dan jika ia duduk saja, maka
ia pun duduk dalam keadaan selamat. (H.R. Ahmad)
Perhiasan Akhirat:
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةُ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَلَ : سَمِعْتُ
خَلِيْلِيْ صَلَى
الله عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
يَقُوْلُ : تَبْلُغُ الْحِلْيَةُ مِنَ الْمُؤْمِنَ حَيْثُ يَبْلُغُ الْوَضُوْءُ.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Aku mendengar kekasihku (Rasulullah
saw) bersabda, ‘Perhiasan seorang mukmin pada hari kiamat akan sampai pada
batas yang terkena air wudhu’.” (H.R. Muslim)
عَنْ عَبْدَ
اللهِ بْنَ مَسْعُوْدٍ قَالَ : قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَعْرِفُ مَنْ
لَمْ تَرَ مِنْ أُمَّتِكَ؟ قَالَ : غَرُّ مُحَجَّلُوْنَ ، بُلْقٌ مِنْ اَثَارِ الطَّهُوْرَ
.
Dari Abdullah bin Mas’ud dia berkata, “Nabi SAW ditanya, ‘Wahai
Rasulullah bagaimana engaku dapat mengenali umatmu yang belum pernah engkau
lihat?’ Beliau menjawab, ‘Wajahnya putih bersih dan anggota wudhunya bersinar,
berkilauan lantaran bekas siraman wudhu’.” (Hasan-Shahih: At-Ta’liq Ar-Raghib
(1/93))
C. KESIMPULAN
Bersuci ialah:
1. Membersihkan diri dari kotoran dan najis,
menghilangkannya dari badan, atau tempat yang terkena dengan alat-alat bersuci.
2. Membersihkan diri dari hadats kecil dengan
wudhu dan dari hadats besar dengan mandi atau tayamun (pengganti wudhu atau
tayammum).
3. Menyikat gigi atau membersihkannya dari
segala kotoran-kotorannya.
4. Membuang segala kotoran-kotoran badan yang
memburukkan pemandangan, yaitu menggunting rambut, kuku, bulu ari-ari, bulu
ketiak dan lain-lain sebagainya.
5. Membersihkan diri (bersuci) dengan tobat
dari dosa dan kesalahan-kesalahan dan membersihkan jiwa dari segala rupa
perangai yang keji.
Ath-Thaharah atau bersuci/mensucikan diri
bukan hanya mensucikan diri dari kotoran (najis) lahiriyah yang menempel pada
tubuh dan pakaian saja, tetapi juga membersihkan diri dari kotoran batin
seperti riya’, takabur, dan dengki. bersuci merupakan sebagian dari iman dan
sahnya ibadah bergantung kepadanya, oleh karena itu bersih dianggap sebagian
dari iman dalam hal kedudukan dan pahalanya.
Islam
itu bersih, dan kebersihan adalah sebagian dari Iman. Sungguh Allah sangat
menyukai orang-orang yang bersih dan mensucikan diri. Seperti firman Allah yang
ditegaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 222 dan Al-Qur’an surah
At-Taubah ayat 108. “Dan Allah menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
Dalam arti ini, mensucikan diri dari segala kotoran, baik kotoran hati maupun
kotoran jasmani. Hal ini juga telah dijelaskan Rasulullah SAW, beliau bersabda
“Islam itu bersih maka bersihkanlah dirimu karena sesungguhnya tidak masuk surga
kecuali orang yang bersih (H.R. Ath-Thabarani dan Al-Khatibi).” Rasulullah SAW
telah menjelaskan bahwa Islam itu bersih dan tidak akan masuk surga kecuali
orang yang bersih. Serta sabda Rasulullah SAW, “Buanglah sisa-sisa makanan di
gigimu, karena perbuatan itu kebersihan, dan kebersihan itu menyeru kepada
iman. (H.R. Ath-Thabrani: Al-Muntakhab 2:45).”
Firman
Allah swt., dalam Q.S. Al-Maidah ayat 6, “Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah
tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” Dalam ayat ini dijelaskan bahwa, tidak
akan diterima shalat seseorang yang dalam keadaan berhadats. Untuk melaksanakan
shalat maka harus dalam keadaan suci, dengan melakukan wudhu, mandi, atau
bertayamum jika tidak menemukan air. Rasulullah SAW telah bersabda, “Allah
tidak menerima sembahyang seseorang, apabila ia berhadas, sehingga ia berwudhu.
(H.R. Bukhari Muslim, Umdatul Ahkam 1:10).” Sudah sangat jelas dari firman
Allah swt dan sabda Rasulullah bahwa shalat seseorang tidak akan diterima jika
tidak dalam keadaan suci.
Seseorang
yang menjaga kebersihannya (wudhu) dan melakukan wudhunya dengan benar dan
bersungguh-sungguh, maka akan dihilangkan dosa-dosanya dan dijamin akan keselamatannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Dari Abu Umamah r.a., bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda, “Siapa saja orangnya yang pergi untuk berwudhu untuk shalat kemudian
membasuh kedua telapak tangannya, keluarlah dosa-dosanya dari kedua telapak
tangannya bersama tetesan air yang pertama. Apabila ia berkumur-kumur,
beristinsyaq dan beristintsar, keluarlah dosa-dosanya dari lidah dan kedua
bibirnya bersama tetesan air yang pertama. Apabila ia membasuh wajahnya,
keluarlah dosa-dosanya dari telinga dan matanyabersama tetesan air yang
pertama. Apabila ia membasuh kedua tangannya sampai dua siku dan kedua kakinya
sampai kedua mata kaki, maka ia selamat dari setiap dosanya dan dari setiap
kesalahannya seperti keadannya sewaktu ia dilahirkan oleh ibunya.” Beliau bersabda,
“Apabila ia berdiri untuk shalat, Allah mengangkat derajatnya dengan sebab
wudhunya, dan jika ia duduk saja, maka ia pun duduk dalam keadaan selamat.
(H.R. Ahmad)
Dengan
wudhunya, orang mukmin telah dijanjikan perhiasan di akhirat kelak. Rasulullah
bersabda, “Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Aku mendengar kekasihku
(Rasulullah saw) bersabda, ‘Perhiasan seorang mukmin pada hari kiamat akan
sampai pada batas yang terkena air wudhu’. (H.R. Muslim)”. “Dari Abdullah bin
Mas’ud dia berkata, “Nabi SAW ditanya, ‘Wahai Rasulullah bagaimana engaku dapat
mengenali umatmu yang belum pernah engkau lihat?’ Beliau menjawab, ‘Wajahnya
putih bersih dan anggota wudhunya bersinar, berkilauan lantaran bekas siraman
wudhu’.” (Hasan-Shahih: At-Ta’liq Ar-Raghib (1/93))”
Jadi, dari pemaparan diatas dapat
disimpulkan bahwa:
Islam
itu bersih dan Allah sangat mencintai kebersihan. Barangsiapa yang bersih, maka
sesungguhnya kebersihan mendekatkan kepada iman. Allah swt telah menjelaskan
dalam QS. Al-Maidah ayat 6 barangsiapa yang berhadas maka bersucilah. Bahkan
shalat seorang hamba tidak akan diterima jika ia berhadats. Seseorang yang
mengerjakan wudhunya dengan bersungguh-sungguh, maka akan keluar dosa-dosanya
dari tetesan air pertama membasuh anggota wudhu, dan dijamin akan
keselamatannya bahkan ketiaka setelah wudhu tidak melaksanakan shalat, ketika
dudukpun ia duduk dalam keadaan selamat. Rasulullah SAW telah menjelaskan
seseorang yang selalu menjaga kebersihannya dengan bersuci, telah dijanjikan
perhiasan di akhirat yaitu hingga batas wudhunya.
Sungguh
besar kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya. Dengan bersuci dan menjaga
kebersihan, kita telah mendekatkan diri kepada iman dan kepada Allah swt.
bahkan kita telah dijanjikan perhiasan di akhirat, dan Rasulullah Muhammad SAW
dapat mengenali umatnya yang belum pernah dilihatnya, hanya melalui wudhunya,
yaitu bersinar wajahnya dan anggota wudhunya. Maha besar Allah swt. dengan
segala kasih sayangnya. Maka, marilah kita menjaga kebersihan dan selalu
menjaga wudhu kita, agar kita lebih beriman dan dekat kepada Allah swt.
D. DAFTAR
PUSTAKA
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. 2005. Shahih
Sunan Ibnu Majah. Jakarta: Pustaka Utama.
Nashif, Manshur Ali. 2006. Mahkota
Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW Jilid 1. Bandung: Percetakan Sinar Baru
Algensindo Offset.
Ash-Shiddieqy, Teuku Muhammad Hasbi. 2007. Al-Islam.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Al-Kandahlawi, Muhammad Yusuf. 2007. Muntakhab
Ahadits Dalil-dalil Pilihan Enam Sifat Utama. Yogyakarta: Ash-Shaff.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar