Senin, 12 Juni 2017

SOMBONG BY ANA HOFIYANIDA



TAFSIR TARBAWI
“SOMBONG”
Pembimbing : Bapak Abdulloh Maksum, Alh., S. Pd.I


                       





Disusun oleh :
ANA HOFIYANIDA (2015010238)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS  SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN 2017



SOMBONG
Sombong atau dalam istilah Arabnya Al-Bathar, dalam kamus lisan Al-Arab disebutkan bahwa arti kata bathar sinonim dengan takabur yang berarti sombong. Rasulullah SAW dalam hadis menjelaskan definisi sombong :
اْلكِبْرُ بَطَرُ اْلحَقِّ وَغمْط النَّاسِ
“Sombong  ialah tidak menerima kebenaran dan menghina sesama manusia.”
Menurut Raghib Al Asfahani Ia mengatakan, “Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri . Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, Kesombongan yang paling parah  adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan  angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatanataupun mengesakan-Nya”.
Dalam buku ihya’ ulumuddin Al-Ghazali nendefinisikan sombong adalah suatu sifat yang ada didalam jiwa yang tumbuh dari penglihatan nafsu dan tampak dalam perbuatan lahir.
Secara universal maka, perbuatan sombong  dapat dipahami dengan membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya lebih dari orang lain. perbuatan sombong dibagi beberapa tingkatan yaitu:
1.    Kesombongan terhadap Allah SWT, yaitu dengan cara tidak tunduk terhadap perintahnya, enggan menjalankan perintahnya
2.    Sombong terhadap Rasul, yaitu perbuatan enggan mengikuti apa yang diajarkannya dan menganggap Rasulullah sama sebagaimana dirinya hanya manusia biasa.
3.    Sombong terhadap sesama manusia dan hamba ciptaanya, yaitu menganggap dirinya lebih dari orang lain dan makhluk ciptaan Allah yang lain dengan kata lain menghina orang lain atau ciptaan Allah lainya.
Ayat-ayat al-Qur’an Tentang Sombong
1.    Q.S Al-Isra’:  37 



وَلاَتَمْشِ فِي الْاَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ اْلاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلاً

Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”
Muradat
$·mttB : kesombongan dan kecongkakan. dalam tafsir Al-Qurtubi pengertiannya adalah kegembiraan yang sangat, sombong dalam berjalan.
لَنْ تَخْرِقَ الأرْضَ  :kamu takkan dapat menjadikan jalan di bumi  dengan pijakanmu dan jejakmu yang hebat.
Dalam ayat ini Allah SWT melarang hambanya berjalan dengan sikap congkak dan sombong di muka bumi. Sebab kedua sikap ini adalah termasuk memuji diri sendiri yang tidak disukai oleh Allah dan orang lain.
Almaraghi dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini bahwa, seorang manusia hendaknya jangan berjalan dengan sikap sombong, bergoyang-goyang seperti jalannya raja yang angkuh. Sebab dibawahnya terdapat bumi yang tidak akan mampu manusia menembusnya dengan hentakkan dan injakkan kakinya yang keras terhadapnya. sedang diatasnya terdapat gunung yang takkan mampu manusia menggapai, menyamai dengan ketinggian atau kesombongannya.
Dalam tafsir Al-Qurtubi maksud menyamai gunung adalah manusia dengan kemampuanya ia tidak akan bisa mencapai ukuran seperti itu. Sebab manusia adalah hamba yang sangat hina yang dibatasi dari bawah dan atasnya. Sedang sesuatu yang dibatasi itu terkungkung dan lemah. Dan yang dimaksud dengan bumi, adalah engkau menembusnya dan bukan menempuh jaraknya. Jadi manusia dilingkupi oleh dua benda mati yang kamu lemah dari keduanya. Maka bagi orang yang lemah dan terbatas, tak patut baginya bersikap sombong.
Menurut tafsir jalalyn, (Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong) artinya berjalan dengan sombong dan takabur (karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi) melubanginya hingga sampai batas akhir bumi dengan ketakaburanmu itu (dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung) maknanya bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat mencapai hal tersebut, mengapa kamu bersikap sombong.
Menurut Quraish Shihab, janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan sombong dan merasa paling besar. Karena sungguh meskipun kamu melakukan kesombongan itu, sekeras-kerasnya hentakan kakimu tetap tidak akan bisa menembus bumi. Demikian pula, kendatipun kamu tinggikan dirimu tanda kesombongan, ketinggianmu itu tetap tidak akan sampai menyejajari tingginya puncak gunung.
Oleh karena itu besikap tawadhu’lah,jangan takabur/sombong, karena kamu hanya makhluk yang lemah, terkurung antara batu dan tanah, oleh karena itu, janganlah kamu bersikap seperti makhluk yang kuat dan serba bisa. Ayat ini merupakan teguran keras, ejekan dan cegahan bagi orang yang bersikap sombong.
2.    As-Sajdah :15


إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِئَا يَـتِنَا الَّذِيْنَ إِذَا ذُكِرُوْا بِهَا خَرُّوْا سُجَّدًا وَسَبَّحُوْابِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ
لاَيَسْتَكْبِرُوْنَ ۩

15.  Sesungguhnya orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud[1192] seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
[1192] maksudnya mereka sujud kepada Allah serta khusyuk. Disunahkan mengerjakan sujud tilawah apabila membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah yang seperti ini.
Mufradat
ذُكِّرُوا : dinasehati dengan ayat-ayat Allah
خَرُّوا: mereka terjatuh (menyungkur)
وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ  : mereka mensucikan dari siafat yang tidak layak bagi kebesaran dan keagungannya
Menurut Quraish shihab dalam Ayat ini Allah SWT menjelaskan ciri-ciri orang mukmin yaitu apabila mereka diperingatkan dengan Ayat-ayat Allah mereka segera menyungkur dan bersujud  dan bertasbih memuji rabbnya, dan mereka tidak menyombongkan diri. Dan ayat ini juga menggambarkan dua sifat orang mukmin yang menonjol pertama, pengetahuan dan pertambahan iman mereka setiap mendengar ayat-ayat Allah, dan kedua kerendahan hati mereka yang dicerminkan dengan tasbih dan tahmid serta dilukiskan dengan kalimat “sedang mereka tidak menyombongkan diri.
Dalam tafsir Al-Qurtubi yang dimaksud tidak menyombongkan diri disini, menurut Yahya Bin Sallam adalah, tidak menyombongkan diri terhadap Allah dengan tidak melaksanakan ibadah atau perintahnya. Dan menurut An-Naqqasy tidak menyombongkan diri seperti penduduk makkah yang enggan bersujud pada Allah.
Menurut Tafsir jalalyn (Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami) yakni Alquran (adalah orang-orang yang apabila diperingatkan) dinasihati (dengan ayat-ayat Kami mereka menyungkur sujud dan bertasbih) seraya (memuji Rabbnya) dengan mengucapkan kalimat, "Subhaanallaah wa bihamdihi" (sedangkan mereka tidak menyombongkan diri) lantaran beriman dan berlaku taat itu.
3.    Az-Zumar :60

وَيَوْمَ اْلقِيَمَةِ تَرَى الَّذِيْنَ كَذَبُوْا عَلَى اللهِ وُجُوْهُهُمْ مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِى جَهَنَّمَ
مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِيْنَ
60.  Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?
وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ : wajah-wajah mereka menghitam karena nampak padanya pengaruh-pengaruh kehinaan dan penyesalan
مَثْوًى: tempat tinggal
Dalam ayat ini Al maraghi menjelaskan bahwa Allah SWT memperlihatkan pada Rasul SAW di hari kiamat, wajah dari orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, yaitu mereka yang mengaggap bahwa Allah mempunyai anak, dan bahwa Allah mempunyai sekutu, mereka berbuat sombong lalu menyembah sesembahan-sesembahan lain selain Allah, wajahnya berwarna hitam, karena diliputi kesedihan dan kepiluan  yang menguasainya dan kemuaraman yang dialaminya. Mereka dikembalikan ke penjara, dimana mereka akan mendapatkan kehinaan dan kerendahan disebabkan karena keengganan mereka untuk mematuhi kebenaran.
Menurut Tafsir Jalalyn (Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah) yaitu mereka yang menisbatkan sekutu dan anak kepada-Nya (mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahanam itu ada tempat) yakni tempat tinggal (bagi orang-orang yang menyombongkan diri?) artinya, tidak mau beriman; memang benar.
Menurut Quraish Shihab “pada hari kiamat, kalian akan melihat orang-orang yang mendustakan Allah--dengan menyandangkan sesuatu yang tak layak bagi-Nya--wajahnya hitam pekat karena amat sedih dan gundah. Sesungguhnya di dalam neraka jahanam terdapat tempat bagi orang-orang yang sombong dan angkuh untuk mengikuti kebenaran.”
Rasulullah  bersabda,
لَا يَدْخُلُ اْلجَنَّةُ مَنْ كاَ نَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَا لُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ
"Tidak akan masuk surga siapa saja yang di dalam hatinya terdapat sedikit kesombongan." (HR. Muslim)
وَعَنْ حاَ رضي الله عنه قا ل : سَمِعْتُ رسول الله صلي الله عليه وسلم قال : اَلَااُخْبِرُكُمْ بِاَهْلِ
النَّارِ؟ كُلُّ عُتُلٍّ وَ جَوَّا ظٍ مُسْتَكْبِرٍ
“dari haritsh bin Wahab, ia berkata, ‘aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, ‘maukah kalian jika aku sampaikan tentang ahli neraka?’ mereka adalah setiap yang kejam, kasar, dan sombong”. (Muttafaqun alaihi)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallohu ‘anhu dari Nabi , beliau bersabda,
لاَ يَدْ خُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَا نِ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌّ اِنَّ الرَّ جُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ ثَوْ
 بُهُحَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنًا قَالَ رَجُلٌ اِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ وْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنًا
 وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قاَلَ اِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّا سِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Alloh itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)

مَنْ تَعَا ظَمَ فِي نَفُسِهِ وَا خْتَا لَ فِي مِشْيَتِهِ لَقِيَ اللهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَا نُ (أحمد)

Barang siapa membanggakan dirinya sendiri dan berjalan dengan angkuh maka dia akan menghadap Allah dan Allah murka kepada nya (HR. Ahmad)
مَنْ جَرَّثَوْبَهُ خُيَلاَ عَلَمْ يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ اْلقِيَا مَةِ (البخاري ومسلم)
Barang siapa memanjangkan pakainnya (sehingga menyeret ditanah) karena kesombongannya maka Allah tidak akan memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar