Rabu, 07 Juni 2017

IHTIAR (http://winartione.blogspot.co.id/)

Nama                : Winarti (11)
NIM                 : 2015010180
Mata Kuliah     : Studi Tafsir Tarbawi
Kelas/Semerter : PAI 4C

IKHTIAR

A.    Pengertian Ikhtiar
Secara umum, Ikhtiar atau usaha merupakan aktivitas atau suatu langkah yang dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Tetapi lain halnya jika diartikan secara khusus, istilah usaha memiliki banyak makna tergantung kontex bahasanya. Di dunia fisika misalnya, usaha adalah faktor dari perpindahan dengan gaya, di bidang bisnis usaha biasanya identik dengan aktivitas bisnis, dalam bidang olahraga usaha merupakan salah satu langkah agar mendapatkan tubuh yang bagus, dalam pembelajaran usaha merupakan langkah untuk mendapatkan nilai yang baik, dan lain lain.
          Islam menganjurkan agar orang wajib berikhtiar atau berusaha dalam kehidupannya sehari-hari. Begitu pula dalam segala usaha untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
          Dalam berusaha, manusia tidak perlu memikirkan takdir yang akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting  bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, menunggu takdir yang baik. Allah SWT. telah berfirman bahwa nasib suatu umat akan berubah apabila umatnya itu sendiri yang mengubahnya. Dan berikut ini ayatnya :

 إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمٍۡ ١١ 

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri me reka sendiri.” (Q.S. Ar Ra’ad : 11)


B.     Korelasi ayat tentang ikhtiar atau berusaha

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٦٩

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al ‘Ankabuut : 69)

 وَأَن لَّيۡسَ لِلۡإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ٣٩ وَأَنَّ سَعۡيَهُۥ سَوۡفَ يُرَىٰ ٤٠  ثُمَّ يُجۡزَىٰهُ ٱلۡجَزَآءَ ٱلۡأَوۡفَىٰ ٤١ 

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, (Q.S. An Najm : 39-41)

وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٠٥ 

C.    Hadits tentang Ikhtiar atau Berusaha

عن عبد الله بن عمر ان رسو ل الله صلى الله عليه وسلم قل وهو على المنبر وهو يد كر الصد قة والتعفف عن المسأ لة اليد العليا خير من اليد السفلى واليد العليا المنفقة والسفلى السا ئلة (البخري)

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW berada di atas mimbar, beliau menyebut tentang sedekah dan menahan diri dari meminta-minta. Rasul bersabda “Tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas ialah tangan pemberi sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta.” (Al-Bukhari)

من امس كا لا من عمل يده امس مغفورا له ( الطبرانى)

“Barang siapa yang merasakan keletihan pada sore hari, karena pekerjaan yang dilakukan oleh kedua tangannya, maka ia dapatkan dosanya diampuni oleh Allah SWT pada sore hari tersebut.” (At-Tobrani)

ان الله يحب المؤ من المحترف (الطبرانى)

“Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang mu’min yang bekerja dengan giat.” (At-Tobrani)


قال رسو ل الله صلى الله عليه وسلم لان يحتتب احد كم حز مة على ظهره خير من ان يسأل احدا فيعطيه اويمنعه (البخري)

Rasulullah SAW bersabda Jika seorang itu pergi mencari kayu, lalu diangkat seikat kayu di atas punggungnya (Yakni untuk dijual di pasar) maka itu lebih baik baginya dari pada minta kepada seseorang baik diberi atau ditolak.” (Al-Bukhari)

ما أكل أحد طعا ما قط خيرا من أن يأ كل من عمل يده و ان نبي الله داود عليه السلام كان يأ كل من عمل يده (البخري)
“Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya nabi Allah Daud  as. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.” (Al-Bukhari)

D.    Kesimpulan
Sebelum ditarik kesimpulan, adapun Usaha menurut para ahli sebagai berikut :
1.      Budi Prasodjo
Usaha (dalam ilmu fisika) merupakan hubungan gaya dengan aktivitas perpindahan benda.
2.      Wasis dan Sugeng Yuli Irianto
Usaha pada umumnya merupakan upaya manusia yang ditujukan untuk bisa mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan usaha dalam ilmu sains merupakan gaya yang diberikan sebuah benda yang dapat menciptakan perpindahan posisi benda tersebut.
3.      Nana Supriatna, dkk
Usaha merupakan aktivitas ataupun kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh manusia dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari pemaparan materi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya semua ada yang mengatur, termasuk rezeki sekalipun. Tetapi bukan berarti kita sebagai makhluk Tuhan yang (katanya) paling sempurna hanya berleha-leha, hanya berpangku tangan, hanya menerima takdir, dan hanya hanya yang lainnya. Kita juga harus berusaha sesuai dengan apa yang ada di dalam al Qur’an dan al Hadits. Bukan hanya menerima takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT.
Sudah menjadi kewajiban kita untuk berusaha semampu kita, takdir memang sudah ada yang menentukan, tetapi ada takdir yang bisa kita ubah. Maka dari itu, kita harus semaksimal mungkin untuk mengubah takdir yang sejatinya masih bisa dirubah, baru setelah itu kita pasrahkan sisanya kepada Allah. Allah akan memberi yang seperti apapun itu sudah menjadi kehendakNya. Meskipun terkadang rasa sakit hati datang ketika apa yang kita rencanakan, apa yang kita harapkan tidak terkabulkan. Hal-hal seperti itu memang wajar. Tetapi, kita harus sadar diri mungkin saja Allah belum mengabulkan apa yang menjadi harapan kita karena Allah sayang terhadap kita, Allah masih ingin mendengarkan do’a kita, Allah masih cinta kepada kita jika kita selalu berdo’a, dan sejatinya Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan. Dan harus ada yang perlu diingat, bahwasanya Janji Allah itu Pasti.
Toh jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin pasti Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita, seperti kata pepatah “tidak ada hasil yang mengkhianati proses”,  Allah juga menyayangi hambaNya yang berusaha, yang bekerja keras, bukan malah sebaliknya yang hanya berpangku tangan menunggu takdir saja, iya kalo lagi (bejo) takdirnya bagus, kalo tidak ? apa kita hanya akan menunggu sampai takdir itu berubah menjadi bagus ?.. tidak seperti itu bukan, Jawabannya pasti sudah tahu lah.
Dengan kita berusaha juga merupakan salah satu bentuk syukur kita kepada Sang Pencipta, karena berarti kita mensyukuri nikmatnya dan mau untuk berusaha mengubah nasib kita. Syukur-syukur kita bisa membantu orang yang lebih membutuhkan bantuan kita. Karena seperti dalam hadits di atas bahwasanya tangan di atas lebih mulia dari pada tangan di bawah. Tangan di atas diartikan orang yang memberi sedangkan tangan yang di bawah artinya tangan yang meminta-minta. Itu artinya orang yang memberi lebih baik dari pada orang yang diberi. Semoga kita menjadi bagian daripada orang yang memeiliki tangan di atas, yang tidak hanya berpangku tangan menerima takdir yang sudah digariskan, melainkan berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah takdir yang sejatinya masih dapat dirubah.
Untuk itu, marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam konteks ini adalah berusaha. Mungkin hanya ini materi yang dapat penulis sampaikan, kurang lebihnya penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Harapannya dengan saudara-saudari membaca tulisan ini, dapat menambah antusiasme dalam berusaha di bidang apapun yang penting masih dalam koridoor yang ditetapkan oleh Syari’at Islam.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar