Nama : Winarti (11)
NIM : 2015010180
Mata Kuliah : Studi
Tafsir Tarbawi
Kelas/Semerter : PAI 4C
IKHTIAR
A.
Pengertian Ikhtiar
Secara umum, Ikhtiar atau usaha
merupakan aktivitas atau suatu langkah yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
apa yang diinginkan. Tetapi lain halnya jika diartikan secara khusus, istilah
usaha memiliki banyak makna tergantung kontex bahasanya. Di dunia fisika
misalnya, usaha adalah faktor dari perpindahan dengan gaya, di bidang bisnis
usaha biasanya identik dengan aktivitas bisnis, dalam bidang olahraga usaha
merupakan salah satu langkah agar mendapatkan tubuh yang bagus, dalam
pembelajaran usaha merupakan langkah untuk mendapatkan nilai yang baik, dan
lain lain.
Islam menganjurkan agar orang wajib berikhtiar atau
berusaha dalam kehidupannya sehari-hari. Begitu pula dalam segala usaha untuk
mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Dalam berusaha, manusia tidak perlu memikirkan takdir yang
akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui
nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan
sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, menunggu takdir yang baik. Allah
SWT. telah berfirman bahwa nasib suatu umat akan berubah apabila umatnya itu
sendiri yang mengubahnya. Dan berikut ini ayatnya :
إِنَّ ٱللَّهَ لَا
يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمٍۡ ١١
“Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada
pada diri me reka sendiri.” (Q.S. Ar Ra’ad : 11)
B. Korelasi
ayat tentang ikhtiar atau berusaha
وَٱلَّذِينَ
جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
٦٩
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan
kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah
benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al ‘Ankabuut : 69)
وَأَن لَّيۡسَ
لِلۡإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ ٣٩ وَأَنَّ سَعۡيَهُۥ سَوۡفَ يُرَىٰ ٤٠ ثُمَّ يُجۡزَىٰهُ ٱلۡجَزَآءَ ٱلۡأَوۡفَىٰ ٤١
Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya, Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian
akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, (Q.S. An Najm : 39-41)
وَقُلِ
ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ
وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا
كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٠٥
C. Hadits
tentang Ikhtiar atau Berusaha
عن عبد الله بن عمر ان رسو ل الله صلى الله عليه
وسلم قل وهو على المنبر وهو يد كر الصد قة والتعفف عن المسأ لة اليد العليا خير من
اليد السفلى واليد العليا المنفقة والسفلى السا ئلة (البخري)
Dari
Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW berada di atas mimbar, beliau menyebut
tentang sedekah dan menahan diri dari meminta-minta. Rasul bersabda “Tangan
yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas
ialah tangan pemberi sedangkan tangan yang di bawah adalah tangan
peminta-minta.” (Al-Bukhari)
من امس
كا لا من عمل يده امس مغفورا له ( الطبرانى)
“Barang siapa yang
merasakan keletihan pada sore hari, karena pekerjaan yang dilakukan oleh kedua
tangannya, maka ia dapatkan dosanya diampuni oleh Allah SWT pada sore hari
tersebut.” (At-Tobrani)
ان الله يحب المؤ من المحترف (الطبرانى)
“Sesungguhnya
Allah SWT mencintai seorang mu’min yang bekerja dengan giat.” (At-Tobrani)
قال رسو ل الله صلى الله عليه وسلم لان يحتتب احد
كم حز مة على ظهره خير من ان يسأل احدا فيعطيه اويمنعه (البخري)
Rasulullah
SAW bersabda Jika seorang itu pergi mencari kayu, lalu diangkat seikat kayu di
atas punggungnya (Yakni untuk dijual di pasar) maka itu lebih baik baginya dari
pada minta kepada seseorang baik diberi atau ditolak.” (Al-Bukhari)
ما أكل أحد طعا ما قط خيرا من أن يأ كل من عمل
يده و ان نبي الله داود عليه السلام كان يأ كل من عمل يده (البخري)
“Tidak
ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil
usaha tangannya (bekerja) sendiri. Dan sesungguhnya nabi Allah Daud as. memakan makanan dari hasil usahanya
sendiri.” (Al-Bukhari)
D. Kesimpulan
Sebelum
ditarik kesimpulan, adapun Usaha menurut para ahli sebagai berikut :
1.
Budi Prasodjo
Usaha (dalam ilmu fisika) merupakan
hubungan gaya dengan aktivitas perpindahan benda.
2.
Wasis dan Sugeng Yuli
Irianto
Usaha pada umumnya
merupakan upaya manusia yang ditujukan untuk bisa mencapai suatu tujuan
tertentu. Sedangkan usaha dalam ilmu sains merupakan gaya yang diberikan sebuah
benda yang dapat menciptakan perpindahan posisi benda tersebut.
3.
Nana Supriatna, dkk
Usaha merupakan aktivitas
ataupun kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh manusia dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari
pemaparan materi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya semua ada yang
mengatur, termasuk rezeki sekalipun. Tetapi bukan berarti kita sebagai makhluk
Tuhan yang (katanya) paling sempurna hanya berleha-leha, hanya berpangku
tangan, hanya menerima takdir, dan hanya hanya yang lainnya. Kita juga harus
berusaha sesuai dengan apa yang ada di dalam al Qur’an dan al Hadits. Bukan
hanya menerima takdir yang sudah digariskan oleh Allah SWT.
Sudah
menjadi kewajiban kita untuk berusaha semampu kita, takdir memang sudah ada yang
menentukan, tetapi ada takdir yang bisa kita ubah. Maka dari itu, kita harus
semaksimal mungkin untuk mengubah takdir yang sejatinya masih bisa dirubah,
baru setelah itu kita pasrahkan sisanya kepada Allah. Allah akan memberi yang
seperti apapun itu sudah menjadi kehendakNya. Meskipun terkadang rasa sakit
hati datang ketika apa yang kita rencanakan, apa yang kita harapkan tidak
terkabulkan. Hal-hal seperti itu memang wajar. Tetapi, kita harus sadar diri
mungkin saja Allah belum mengabulkan apa yang menjadi harapan kita karena Allah
sayang terhadap kita, Allah masih ingin mendengarkan do’a kita, Allah masih
cinta kepada kita jika kita selalu berdo’a, dan sejatinya Allah akan memberikan
apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan. Dan harus ada yang
perlu diingat, bahwasanya Janji Allah itu Pasti.
Toh
jika kita sudah berusaha semaksimal mungkin pasti Allah akan memberikan yang
terbaik untuk kita, seperti kata pepatah “tidak ada hasil yang mengkhianati
proses”, Allah juga menyayangi hambaNya
yang berusaha, yang bekerja keras, bukan malah sebaliknya yang hanya berpangku
tangan menunggu takdir saja, iya kalo lagi (bejo) takdirnya bagus, kalo tidak ?
apa kita hanya akan menunggu sampai takdir itu berubah menjadi bagus ?.. tidak
seperti itu bukan, Jawabannya pasti sudah tahu lah.
Dengan
kita berusaha juga merupakan salah satu bentuk syukur kita kepada Sang
Pencipta, karena berarti kita mensyukuri nikmatnya dan mau untuk berusaha
mengubah nasib kita. Syukur-syukur kita bisa membantu orang yang lebih membutuhkan
bantuan kita. Karena seperti dalam hadits di atas bahwasanya tangan di atas
lebih mulia dari pada tangan di bawah. Tangan di atas diartikan orang yang
memberi sedangkan tangan yang di bawah artinya tangan yang meminta-minta. Itu
artinya orang yang memberi lebih baik dari pada orang yang diberi. Semoga kita
menjadi bagian daripada orang yang memeiliki tangan di atas, yang tidak hanya
berpangku tangan menerima takdir yang sudah digariskan, melainkan berusaha
semaksimal mungkin untuk mengubah takdir yang sejatinya masih dapat dirubah.
Untuk
itu, marilah kita berlomba-lomba dalam kebaikan, dalam konteks ini adalah
berusaha. Mungkin hanya ini materi yang dapat penulis sampaikan, kurang
lebihnya penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Harapannya dengan saudara-saudari
membaca tulisan ini, dapat menambah antusiasme dalam berusaha di bidang apapun
yang penting masih dalam koridoor yang ditetapkan oleh Syari’at Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar