Senin, 12 Juni 2017

By : Irvania Windriani

TAFSIR TARBAWI
MUJAHADAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Hadist
Dosen pengampu Bpk.Abdolloh Maksum Alh., S.Pd.I


 










 Disusun oleh:
 Irvania Windriani ( 2015010189)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2016




KATA PENGANTAR

Bismillahirokhmanirokhim,,,
Alhamdulilah,,segala puji bagi Allah SWT atas kuasa dan karunia yang maha di atas maha,yang mampu menyempurnakan di segala kekurangan baik dhohir maupun batin,atas segala berkatnya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan judul Mujahadah atau memperbaiki diri di mana Allah menciptakan makhluknya yang mempunyai banyak kekurangan akan tetapi di sisi lain Allah melebihkan sisi kelebihannya.
Sholawat serta salam ,tetap kami ,junjungkan,kami aturkan,kami ,kami besarkan beliau nabi agung nabi mulia nabi akhiruzaman nabi Muhammad SAW, yang kami nantikan syafaat dan barokahnya dan yang kami rindukan selalu atas cintanya.










Mujahadah dari akar kata jahada berarti berjuang dan bersungguh-sungguh. Seakar kata dengan kata jihad berarti berjuang secara fisik, ijtihad berjuang secara nalar, dan mujahadah berarti berjuang dengan olah batin. Sedangkan riyadhah berasal dari kata  radhiyiya berarti senang, rela. Seakar kata dengan kata ridhwan berarti kepuasan dan kesenangan. Mujahadah dan riyadh adalah dua hal yang selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan di dalam diri seorang sufi atau salik.
Mujahadah adalah upaya mencurahkan segenap kesungguhan untuk melawan kebohongan atau membunuh kebatilan, kebatilan yang eksis, hawa nafsu, dan setan. Mujahadah bisa mengambil bentuk berupa penghindaran diri dari dosa-dosa kecil (muru’ah), melakukan amaliah-amaliah rutin seperti puasa Senin-Kamis dan puasa-puasa sunnat lainnya, tidak meninggalkan shalat-shalat sunnah rawatib (qabliyah dan ba’diyah) dan shalat-shalat sunnah lainnya, mengamalkan zikir dan wirid secara rutin, dan memperbanyak amalan-amalan sosial dengan penuh keikhlasan, serta meninggalkan anfsu amarah dan cinta dunia berlebihan.
Mujahadah dilakukan dengan memutuskan nafsu dari pada adat-adat kebiasaan, dan memberikannya keperluan-keperluan yang penting, serta memimpinya kepada suruhan dan ketaatan kepada Allah. Tanpa memberi peluang kepada nafsu untuk menariknya kebelakang.
Secara tersusun dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

1. QS. Al-Ankabut ayat 69:
وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٦٩
Artinya:  Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik

2.  QS.Al-Baqoroh ayat 273:
لِلۡفُقَرَآءِ ٱلَّذِينَ أُحۡصِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ لَا يَسۡتَطِيعُونَ ضَرۡبٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ يَحۡسَبُهُمُ ٱلۡجَاهِلُ أَغۡنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعۡرِفُهُم بِسِيمَٰهُمۡ لَا يَسۡ‍َٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلۡحَافٗاۗ وَمَا تُنفِقُواْ مِنۡ خَيۡرٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ ٢٧٣
Artinya: (Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengatahui

3. QS. Al-Zalzalah ayat 7:
فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (QS. AL-Zalzalah:7)
           
Secara istilah mujahadah dapat diartikan sebagai satu bentuk kesungguhan untuk menjalankan perintah Allah dengan memenuhi  segala kewajiban dan menjauhi atas larangannya secara lahir atau batin dengan wujud nyata berupa melawan (menundukkan) hawa nafsu .
            Dalam hadistnya, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ جَا هَدَ نَفْسَهُ فِيْ طَاعَةِ اللّهِ
Artinya: seorang mujahid ( orang berjihad ) ialah dia yang melawan hawa nafsunya karena Allah SWT. ( HR. Bukhari).
عَنْ أنس رضي الله عنه عن رسولالله صلى الله عليه وسلمو قال: يَتْبَعُ الْمَيْتَ ثَلَاثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُو فَيَرجِعُ اثنَانِ وَيَبْقَى وَا حِدٌ: يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُو وَيَبْقَى عَمَلُهُز ( مُتَّقٌ عَلْيْه)

Artinya: Dari Anas r.a. dari Rasulullah SAW bersabda: “ mengikuti kepada seorang mayit itu tiga hal, yaitu keluarganya, hartanya serta amalanya. Kemudian kembalillah yang kedua macam dan tertinggalah yang satu. Kembalilah keluarga serta hartanya dan tertinggalah amalnya.” ( Mutatafaq ‘alaih).
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم اِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ اَحْيَا الَّليْلَ وَاَيْقَظَ اَهْلَهُ وَجَدَّ وَشَدَّ الْمِثْزَرَ
Artinya: Rosulullah Saw, ketika memasuki hari ke dua puluh satu Ramadhan, adatnya beribadah sepanjang malam bersama keluarga yang beliau bangunkan, dan beliau lakukan hal itu penuh kesungguhan dan curahan tenaga. ( HR. Bukhari-Muslim)

اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَم كَانَ يَقُوْمُ مِنَ الَّليْلِ حَتَّي تَتَفَطَرَ قَدْمَا هُ فَقُلْتُ لَهُ : لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَارَسُوْلَ اللهِ وَقَدْ غَفَرَاللهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ دَنْبِكَ وَمَا تَأَ خَّرَ؟ قَا لَ : اَفَلَا اُحِبُّ اَنْ اَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا

Artinya: Sungguh Nabi SAW, bangun, sholat malam sampai kakinya membenggak. Sahutku: kenapa engkau kerjakan yang demikian ya Rasul, bukankah Allah telah mengampuni segala dosa yang dulu dan kemudian bagimu? Jawabnnya: sudah sepantasnya aku menjadi seorang manusia yang berbudi luhur beribadah luhur beribadah di malam hari sebanyak-banyaknya sebagai bukti terima kasihku kepada Allah.( HR. Bukhari-Muslim).
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌمِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: Ada dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh umumnya masyarakat, yaitu kesehatan fisik dan waktu luang/kesempatan memperbanyak amal ibadah.
( HR. Bukhari).
Karena itu, mujahadah senantiasa menyertai kaum sufi pada semua tingkatan yang dilalui dalam perjalannya menuju Allah. ( kitab Risalah Al-Qusyairiyah hal.99). dalam kaitan ini, kaum sufi mempunyai kecenderungan untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dalam beribadah. Mujahadah menggambarkan suatu gerak dinamis yang dapat mendatangkan kebaikan. Mujahadah menganut prinsip al-harokah barokah ( gerak adalah kebaikan). Untuk itu, gerakan anggota badan dalam ibadah diyakini dapat memberi pengaruh bagi kebaikan jiwa dan rohani manusia. Kata sufi Abu Ali Al-Aqqiq al-Dhawhir Tujib Barakat al-sairair.
Maka dari itu niat yang menjadi peran utama bagi diri kita, karena Niat, kemauan dan tujuan merupakan rangkaian yang terajut dalam satu pengertian, yaitu suatu kondisi dan sifat hati yang menghubungkan dual hal yaitu ilmu dan amal. Ilmu atau pengetahuan mendahului karena dia menjadi dasar dan syarat, sedangkan amal mengikuti karena dia merupakan hasil dari pengetahuan. Setiap aktifitas tidak bisa tidak, pasti memuat tiga unsur pokok yaitu pengetahuan, kemauan dan kemampuan, karena orang tidak menginginkan apa yang dia tahu, tetapi walaupun orang mengetahui namun tidak ada keinginan untuk melakukan aktifitas juga tidak akan terjadi, dan ketika orang dengan pengetahuannya melakukan sesuatu maka dia pasti punya tujuan tertentu.
Niat merupakan syarat dari suatu pekerjaan yang akan dilakukan sesorang, sehingga suatu perbuatan yang tidak disertai dengan niat terutama apabila perbuatan itu wajib hukumya maka dia menjadi tidak sah menurut hukum. Oleh karena niat itu yang mengarahkan dan momotivasi dilakukannya suatu perbuatan, maka nilai dari suatu perbuatan itu tergantung pada niatnya, jika niat melakukan suatu perbuatan itu tulus karena Allah maka nilainya akan sampai kepada Allah dan akan mendapat balasan dari-Nya, tetapi jika niatnya karena sesuatu yang lain maka akan sampai pula kepada apa yang diniatkan tersebut dan tidak akan sampai kepada Allah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar