Senin, 12 Juni 2017

BERSIKAP LEMAH LEMBUT BY DEWI ERNAWATI SAPUTRI



 
TAFSIR TARBAWI
BERSIKAP LEMAH LEMBUT
Pembimbing : Bapak Abdulloh Maksum, Alh., S. Pd.I





Disusun oleh :
DEWI ERNAWATI SAPUTRI (2015010218)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS  SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN 2017
 


BERSIKAP LEMAH LEMBUT
Pada dasarnya semua manusia harus mempunyai sikap lemah-lembut, dalam kehidupan nyata apabila kita tidak mempunyai sikap lemah-lembut atau ramah maka kita tidak akan mempunyai banyak teman. Ketika berbicara atau memberi nasihat kita harus bertutur kata yang baik agar apa yang kita sampaikan para audiens akan menerima dengan baik dan akan melaksanakan apa yang telah kita sampaikan.
Disini saya mengambil beberapa ayat dan hadist yang insyaAllah bisa menjadi pedoman kita.

1- 7pyJômu$yJÎ6sùz`ÏiB«!$#|MZÏ9öNßgs9(öqs9ur|MYä.$ˆàsùxáÎ=xîÉ=ù=s)ø9$#(#qÒxÿR]wô`ÏBy7Ï9öqym(ß#ôã$$sùöNåk÷]tãöÏÿøótGó$#uröNçlm;öNèdöÍr$x©urÎû͐öDF{$#(#sŒÎ*sù|MøBztãö@©.uqtGsùn?tã«!$#4¨bÎ)©!$#=Ïtätû,Î#Ïj.uqtGßJø9$#ÇÊÎÒÈ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (Q.S. Ali Imron (3):159).
Dalam ayat ini saya mengambil contoh dalam berdakwah. Seorang dakwah bertugas untuk mengajak umat manusia  berbuat baik, dan menjauhkan diri dari nafsu, padahal kebanyakan hawa nafsu manusia menyukainya. Maka jika seorang da’i berdakwah dengan kasar, merupakan perkara yang wajar banyak manusia akan menjauh dari dakwahnya. Oleh karenanya, banyak bimbingan dari Allah dan RasulNya agar da’i bersikap lemah lembut ketika berdakwah, sehingga dakwah akan sampai kepada ma’u (obyek dakwah) dengan baik. Sepantasnya seorang da’i benar-benar merenungkan ayat ini!Karena kalau sikap keras dan hati kasar akan menyebabkan manusia menjauhi Nabi Muhammad dan jika kedua sifat itu ada pada beliau, padahal beliau adalah manusia paling mulia di hadapan Allah, maka bagaimana dengan orang lain yang derajatnya jauh dibawah beliau, jika dia bersikap keras dan berhati kasar.
Seperti dijelaskan pada hadist dibawah ini;
1-    عَنْ اَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: (إنَّ الرِّ فْقَ لَا يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍإِلَّاشَانَهُ

Dari Anas (Bin Malik), ia menuturkan bahwa Rasulullah bersabda;
“ Sesungguhnya lemah-lembut tidak berada pada suatu kecuali pasti menjadikannya indah, dan tidaklah lemah lembut dihilangkan dari suatu kecuali pasti menjadikannya buruk. (H.R. Muslim no. 2594, dari ‘Aisyah)
Dalam hadist ini menerangkan bahwa adanya lemah-lembut saat berdakwah termasuk perkara yang akan menjadikan indah, sehingga dakwah itu akan lebih kuat menarik hati (manusia) dan menghasilkan tujuan. Dan ketiadaan lemah-lembut didalam dakwah termasuk perkara yang akan menjadikannya buruk.

y2- لَتُبْلَوَنَّ فِيْ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُومْ وَلَتَسْمَعُوْنَ مِنَ اَّلذِيْنَ اُوْتوُااْلكِتَبَ وَمِنْقَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْااَذًى كَثِيْرًا وَاِنْتَصْبِرُوْاوَتَتَّقُوْافَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِاْلاُمُوْرِ. (187)

”kamu pasti akan diuji dengan hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyal hal yang sangat menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka  sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan. (Ali Imran:187)
          Ayat ini menjelaskan bahwa menghadapi gangguan dengan tenang dan tabah dapat disebut dengan kesabaran dan juga dapat disebut dengan lemah-lembut. Sabar dan lemah lembut adalah salah satu akhlak mulia yang dimiliki, Rasullullah s.a.w.
Perbedaan lemah lembut dan sabar ialah, lemah lembut adalah menahan diri untuk tidak membalas dendam atas perlakuan orang lain yang menyakiti hati kita. Sedangkan sabar adalah menerima dengan lapang dada keadaan yang tidak menyenangkan, seperti kehilangan sesuatu yang kita cintai, tertimpa musibah, kehilangan harta dll.
          Seperti dijelaskan pada hadist di bawah ini

2- عَنْ عَا ئِشَةَ ﷺ قَلَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : (أِنَّ اللهَ رَفِيْقُ يَحِبُّ الرِّ فْقَ فِي اْلاَمْرِكُلِّهِ).
Dari Aisyah, ia mengutarakan bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai kelemah lembutan dalam segala urusan.” (Sahih: riwayat imam bukhari).
          Di hadist ini menjelaskan bahwa sifat pemarah merupakan sifat tercela yang muncul pada diri seseorang akibat dorongan amarah dan hawa nafsu. Untuk mengindari sifat tercela ini Allah menganjurkan kita untuk selalu bersikap lemah-lembut,  karena sikap lemah-lembut adalah kebalikan dari sifat pemarah. Jadi kaitannya dengan ayat diatas ialah, setiap manusia pasti mempunyai sifat pemarah, tapi untuk mengantisipasi kita atau mengendalikan sifat pemarah, kita juga harus mempunyai hati yang lemah-lembut agar kemarahan kita tidak berkelanjutan sehingga menimbulkan permusuhan.

3-وَلَا ÈqtGó¡n@èpoY|¡ptø:$#Ÿwurèpy¥ÍhŠ¡¡9$#4ôìsù÷Š$#ÓÉL©9$$Î/}Ïdß`|¡ômr&#sŒÎ*sùÏ%©!$#y7uZ÷t/¼çmuZ÷t/ur×ourºytã¼çm¯Rr(x.;Í<urÒOŠÏJymÇÌÍÈ
 Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat:34).
          Dari ayat ini menjelaskan bahwa ketika ada suatu kejahatan datang pada kita, kita harus menolak atau membalasnya dengan cara kebaikan. Apabila  dengan kejadian seseorang membuat kejahatan kepada teman kita maka kita harus menengahi mereka dengan cara menasehati dan memberikan contoh yang baik serta mengingatkan mereka kepada kebaikan-kebaikan yang pernah mereka lakukan. Dengan cara ini mereka akan menjadi baikan bahkan akan menjadi sepasang sahabat yang begitu hebat ketika mengalami masalah seperti itu lagi, dan yang terpenting mereka akan menjadi sepasang sahabat yang setia, dalam arti tidak pernah meninggalkan sahabatnya dalam keadaan suka maupun duka.
          Ayat ini juga berkaitan dengan hadis dibawah ini:

3- عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: (أِنَّ اللهَ اِذَاأَحَبَّ أَهْلَ بَيْتَ اَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَ).
Bersumber dari Jabir, ia mengutarakan, “telah bersabda Rasulullah ‘Sejatinya bila Allah mencintai Ahlul Bait, maka Dia memasukkan sikap lemah lembut ke dalam Dzammul Ghadhab dan Adh-Dhiya’ Al-Maqsidi dalam Al-mukhtarah.
          Hadist ini menjelaskan apabila Allah mencintai ahlul bait dalam arti orang yang memberi nasehat kepada temannya maka Allah akan memasukkan sikap lemah lembut kepadanya, dan teman yang diberi nasehatpun sedikit demi sedikit akan mempunyai sikap lemah-lembut dengan sendiriya karena sering mendengarkan kata-kata yang baik dari sahabtanya.

ô4-   ôÙÏÿ÷z$#ury7yn$uZy_tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ÇÑÑÈ
 dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.”
 (Q.S Al hijr:88)
          Berendah diri dalam ayat disini menunjukkan bahwa kita harus bersikap lemah-lembut dan tawadu’ (rendah diri). Biasanya orang ngalim itu selalu bersikap tawadu’ merendahkan diri dihadapan orang banyak agar beliau tidak dipandang sombong. Tapi bukan berarti tidak mau berbagi ilmu kepada orang lain, hanya saja beliau menjaga apa yang sudah dimilikinya. Ayat ini sangat berkaitan dengan hadis dibawah ini
Dari Abu Syurraih, ia berkata pada Rasulullah SAW

  4- يَارَسُوْلُ الله, دُلَّنِي عَلَى عَمِلِ يُدْخِلُنِي اْلجَنَّةَ
“wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat memasukkanku kedalam surga.”
Dalam hadis ini ada seorang yang meminta amalan kepada rasulullah untuk memasukkanya kedalam syurga, Rasulullah itu sangat mulia dan sangat tawadu’ dihadapan semua umatAllah. Beliau selalu mengajarkan apa yang beliau bisa kecuali dengan menyombongkan apa yang beliau sudah lakukan.

5-  Ÿwqà)sù¼çms9Zwöqs%$YYÍh©9¼ã&©#yè©9㍩.xtFtƒ÷rr&4Óy´øƒsÇÍÍÈ
44. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Q.S Thahaa:44)
          Dalam penjelasan ayat ini Allah memerintahkan kita untuk mengingatkan sesama muslim ketika melakukan sesuatu kejahatan dengan kata-kata yang lemah lembut agar teman kita ingat akan kekuasaan Allah dan takut akan dosa setelah itu mudah-mudahan dia akan berubah. Ini berkaitan dengan etika ketika berdakwah dengan baik, yang sudah dijelaskan diatas.
Disini ada hadis yang berkaitan dengan ayat diatas yaitu;
Dari Abu hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

5- اْلكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةُ
“ tutur kata yang baik adalah sedekah “
Bertutur kata yang baik itu sama saja dengan bersedekah. karena Allah maha Adil, Allah tidak pernah menyusahkan manusia untuk berbuat baik dan mencari pahala. Apabila seorang yang bercukupan maka dia akan bersedekah dengan hartanya dan apabila orang yang terbatas dalam arti kurang maka dia bisa bersedekah dengan cara selalu bertutur kata baik kepada semua orang dalam keadaan apapun.

v Dalam bersikap lemah lembut ini saya menyimpulkan bahwa keutamaan bertutur kata yang baik itu terbagi menjadi:
Keutamaan bertutur kata baik
1.     Mendapatkan ampunan dan masuk surga
2.     Bisa menggantikan sedekah
3.     Menyelamatkan seseorang dari siksa neraka
4.     Dapat menghilangkan permusuhan
5.     Mendapat kamar istimewa di surga kelak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar