BERSIKAP LEMAH LEMBUT
Pembimbing : Bapak Abdulloh Maksum, Alh., S. Pd.I
Disusun oleh :
DEWI ERNAWATI SAPUTRI (2015010218)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
(FITK)
UNIVERSITAS SAINS AL QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
TAHUN 2017
BERSIKAP LEMAH LEMBUT
Pada dasarnya semua manusia harus mempunyai
sikap lemah-lembut, dalam kehidupan nyata apabila kita tidak mempunyai sikap
lemah-lembut atau ramah maka kita tidak akan mempunyai banyak teman. Ketika
berbicara atau memberi nasihat kita harus bertutur kata yang baik agar apa yang
kita sampaikan para audiens akan menerima dengan baik dan akan melaksanakan apa
yang telah kita sampaikan.
Disini saya mengambil beberapa ayat dan hadist
yang insyaAllah bisa menjadi pedoman kita.
1- 7pyJômu$yJÎ6sùz`ÏiB«!$#|MZÏ9öNßgs9(öqs9ur|MYä.$àsùxáÎ=xîÉ=ù=s)ø9$#(#qÒxÿR]wô`ÏBy7Ï9öqym(ß#ôã$$sùöNåk÷]tãöÏÿøótGó$#uröNçlm;öNèdöÍr$x©urÎûÍöDF{$#(#sÎ*sù|MøBztãö@©.uqtGsùn?tã«!$#4¨bÎ)©!$#=Ïtätû,Î#Ïj.uqtGßJø9$#ÇÊÎÒÈ
“ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (Q.S. Ali Imron (3):159).
Dalam ayat ini saya mengambil
contoh dalam berdakwah. Seorang dakwah bertugas untuk mengajak umat manusia berbuat baik, dan
menjauhkan diri dari nafsu, padahal kebanyakan hawa nafsu manusia menyukainya.
Maka jika seorang da’i berdakwah dengan kasar, merupakan perkara yang wajar
banyak manusia akan menjauh dari dakwahnya. Oleh karenanya, banyak bimbingan
dari Allah dan RasulNya agar da’i bersikap lemah lembut ketika berdakwah,
sehingga dakwah akan sampai kepada ma’u (obyek dakwah) dengan baik. Sepantasnya
seorang da’i benar-benar merenungkan ayat ini!Karena kalau sikap keras dan hati
kasar akan menyebabkan manusia menjauhi Nabi Muhammad dan jika kedua sifat itu
ada pada beliau, padahal beliau adalah manusia paling mulia di hadapan Allah,
maka bagaimana dengan orang lain yang derajatnya jauh dibawah beliau, jika dia
bersikap keras dan berhati kasar.
Seperti
dijelaskan pada hadist dibawah ini;
1- عَنْ اَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: (إنَّ الرِّ فْقَ لَا يَكُوْنُ فِيْ شَيْءٍ إِلَّا
زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍإِلَّاشَانَهُ
Dari Anas (Bin
Malik), ia menuturkan bahwa Rasulullahﷺ bersabda;
“ Sesungguhnya
lemah-lembut tidak berada pada suatu kecuali pasti menjadikannya indah, dan
tidaklah lemah lembut dihilangkan dari suatu kecuali pasti menjadikannya buruk.
(H.R. Muslim no. 2594, dari ‘Aisyah)
Dalam
hadist ini menerangkan bahwa adanya lemah-lembut saat berdakwah termasuk
perkara yang akan menjadikan indah, sehingga dakwah itu akan lebih kuat menarik
hati (manusia) dan menghasilkan tujuan. Dan ketiadaan lemah-lembut didalam dakwah
termasuk perkara yang akan menjadikannya buruk.
y2- لَتُبْلَوَنَّ فِيْ اَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُومْ وَلَتَسْمَعُوْنَ مِنَ
اَّلذِيْنَ اُوْتوُااْلكِتَبَ وَمِنْقَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ
اَشْرَكُوْااَذًى كَثِيْرًا وَاِنْتَصْبِرُوْاوَتَتَّقُوْافَاِنَّ ذٰلِكَ مِنْ
عَزْمِاْلاُمُوْرِ. (187)
”kamu pasti akan diuji dengan
hartamu dan dirimu. Dan pasti kamu akan mendengar banyal hal yang sangat
menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari
orang-orang musyrik. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk
urusan yang (patut) diutamakan. (Ali Imran:187)
Ayat ini menjelaskan bahwa menghadapi
gangguan dengan tenang dan tabah dapat disebut dengan kesabaran dan juga dapat
disebut dengan lemah-lembut. Sabar dan lemah lembut adalah salah satu akhlak
mulia yang dimiliki, Rasullullah s.a.w.
Perbedaan lemah lembut
dan sabar ialah, lemah lembut adalah menahan diri untuk tidak membalas dendam
atas perlakuan orang lain yang menyakiti hati kita. Sedangkan sabar adalah
menerima dengan lapang dada keadaan yang tidak menyenangkan, seperti kehilangan
sesuatu yang kita cintai, tertimpa musibah, kehilangan harta dll.
Seperti dijelaskan pada hadist di
bawah ini
2- عَنْ عَا ئِشَةَ ﷺ قَلَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : (أِنَّ
اللهَ رَفِيْقُ يَحِبُّ الرِّ فْقَ فِي اْلاَمْرِكُلِّهِ).
Dari Aisyah, ia
mengutarakan bahwa Rasulullahﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah mencintai kelemah lembutan dalam segala urusan.” (Sahih:
riwayat imam bukhari).
Di hadist ini menjelaskan bahwa sifat
pemarah merupakan sifat tercela yang muncul pada diri seseorang akibat dorongan
amarah dan hawa nafsu. Untuk mengindari sifat tercela ini Allah menganjurkan
kita untuk selalu bersikap lemah-lembut,
karena sikap lemah-lembut adalah kebalikan dari sifat pemarah. Jadi
kaitannya dengan ayat diatas ialah, setiap manusia pasti mempunyai sifat
pemarah, tapi untuk mengantisipasi kita atau mengendalikan sifat pemarah, kita
juga harus mempunyai hati yang lemah-lembut agar kemarahan kita tidak
berkelanjutan sehingga menimbulkan permusuhan.
3-وَلَا ÈqtGó¡n@èpoY|¡ptø:$#wurèpy¥Íh¡¡9$#4ôìsù÷$#ÓÉL©9$$Î/}Ïdß`|¡ômr&#sÎ*sùÏ%©!$#y7uZ÷t/¼çmuZ÷t/ur×ourºytã¼çm¯Rr(x.;Í<urÒOÏJymÇÌÍÈ
“ Dan tidaklah sama
kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik,
Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah
telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat:34).
Dari ayat ini menjelaskan bahwa ketika
ada suatu kejahatan datang pada kita, kita harus menolak atau membalasnya
dengan cara kebaikan. Apabila dengan
kejadian seseorang membuat kejahatan kepada teman kita maka kita harus
menengahi mereka dengan cara menasehati dan memberikan contoh yang baik serta
mengingatkan mereka kepada kebaikan-kebaikan yang pernah mereka lakukan. Dengan
cara ini mereka akan menjadi baikan bahkan akan menjadi sepasang sahabat yang
begitu hebat ketika mengalami masalah seperti itu lagi, dan yang terpenting
mereka akan menjadi sepasang sahabat yang setia, dalam arti tidak pernah
meninggalkan sahabatnya dalam keadaan suka maupun duka.
Ayat ini juga berkaitan dengan hadis
dibawah ini:
3- عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ﷺ: (أِنَّ اللهَ اِذَاأَحَبَّ أَهْلَ بَيْتَ اَدْخَلَ عَلَيْهِمُ الرِّفْقَ).
Bersumber dari
Jabir, ia mengutarakan, “telah bersabda Rasulullah ﷺ
‘Sejatinya bila Allah mencintai Ahlul Bait, maka Dia memasukkan sikap lemah
lembut ke dalam Dzammul Ghadhab dan Adh-Dhiya’ Al-Maqsidi dalam Al-mukhtarah.
Hadist ini menjelaskan apabila Allah
mencintai ahlul bait dalam arti orang yang memberi nasehat kepada temannya maka
Allah akan memasukkan sikap lemah lembut kepadanya, dan teman yang diberi
nasehatpun sedikit demi sedikit akan mempunyai sikap lemah-lembut dengan
sendiriya karena sering mendengarkan kata-kata yang baik dari sahabtanya.
ô4- ôÙÏÿ÷z$#ury7yn$uZy_tûüÏZÏB÷sßJù=Ï9ÇÑÑÈ
“ dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang
yang beriman.”
(Q.S Al
hijr:88)
Berendah
diri dalam ayat disini menunjukkan bahwa kita harus bersikap lemah-lembut dan
tawadu’ (rendah diri). Biasanya orang ngalim itu selalu bersikap tawadu’
merendahkan diri dihadapan orang banyak agar beliau tidak dipandang sombong.
Tapi bukan berarti tidak mau berbagi ilmu kepada orang lain, hanya saja beliau
menjaga apa yang sudah dimilikinya. Ayat ini sangat berkaitan dengan hadis
dibawah ini
Dari Abu Syurraih, ia berkata
pada Rasulullah SAW
4- يَارَسُوْلُ الله, دُلَّنِي عَلَى عَمِلِ
يُدْخِلُنِي اْلجَنَّةَ
“wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang dapat
memasukkanku kedalam surga.”
Dalam
hadis ini ada seorang yang meminta amalan kepada rasulullah untuk memasukkanya
kedalam syurga, Rasulullah itu sangat mulia dan sangat tawadu’ dihadapan semua
umatAllah. Beliau selalu mengajarkan apa yang beliau bisa kecuali dengan
menyombongkan apa yang beliau sudah lakukan.
5- wqà)sù¼çms9Zwöqs%$YYÍh©9¼ã&©#yè©9ã©.xtFt÷rr&4Óy´øsÇÍÍÈ
44. Maka berbicaralah
kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia
ingat atau takut". (Q.S Thahaa:44)
Dalam
penjelasan ayat ini Allah memerintahkan kita untuk mengingatkan sesama muslim
ketika melakukan sesuatu kejahatan dengan kata-kata yang lemah lembut agar
teman kita ingat akan kekuasaan Allah dan takut akan dosa setelah itu
mudah-mudahan dia akan berubah. Ini berkaitan dengan etika ketika berdakwah
dengan baik, yang sudah dijelaskan diatas.
Disini ada hadis yang
berkaitan dengan ayat diatas yaitu;
Dari Abu hurairah,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
5-
اْلكَلِمَةُ
الطَّيِّبَةُ صَدَقَةُ
“ tutur kata yang baik
adalah sedekah “
Bertutur kata yang baik itu sama saja dengan
bersedekah. karena Allah maha Adil, Allah tidak pernah menyusahkan manusia
untuk berbuat baik dan mencari pahala. Apabila seorang yang bercukupan maka dia
akan bersedekah dengan hartanya dan apabila orang yang terbatas dalam arti
kurang maka dia bisa bersedekah dengan cara selalu bertutur kata baik kepada
semua orang dalam keadaan apapun.
v Dalam bersikap lemah lembut ini saya menyimpulkan bahwa keutamaan bertutur
kata yang baik itu terbagi menjadi:
Keutamaan bertutur kata baik
1. Mendapatkan ampunan dan masuk surga
2.
Bisa
menggantikan sedekah
3.
Menyelamatkan
seseorang dari siksa neraka
4.
Dapat
menghilangkan permusuhan
5.
Mendapat
kamar istimewa di surga kelak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar